Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Kamis, 30 Desember 2021 | 10:55 WIB
Penulis buku buku A Man Called #AHOK: Sepenggal Kisah Perjuangan dan Ketulusan, Rudi Valinka atau yang dikenal lewat akun Twitter @kurawa [suara.com/Bowo Raharjo'

SuaraBekaci.id - Pegiat media sosial, Rudi Valinka melontarkan sindiran keras kepada Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol (Tbk), Geisz Chalifah. Rudi Valinka menilai bahwa kerja Geisz Chalifah hanyalah menjadi buzzer Balai Kota dan tak pernah memikirkan perusahaan.

Ia mengatakan ini saat merespons soal PT Pembangunan Jaya Ancol yang meminjam uang senilai Rp1,2 triliun dari Bank DKI.

“Minjam duit Rp1,2 T hanya untuk kasih makan Komisaris Ancol Geisz Chalifah yang kerjanya cuma jadi Buzzer Balai Kota tanpa pernah mikirin perusahaan,” kata Rudi Valinka pada Rabu, 29 Desember 2021.

Aktivis sosial Geisz Chalifah. (YouTube/Indonesia Lawyers Club)

“Kalo sejak dari kasus Pohon di Monas sudah berbohong maka sampai Ujungnya kebohongan-kebohongan terus diproduksi,” lanjutnya dengan menambahkan tagar “Gubernur Pembohong”.

Baca Juga: Anies Ditagih Janjinya Tapi Malah Utus Anak Buah, Massa Buruh Akhirnya Bubar Jalan

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, Teuku Sahir menjelaskan soal peruntukan pinjaman Rp1,2 triliun dari Bank DKI. Menurutnya, dana tersebut akan digunakan untuk menutupi kekurangan perusahaan akibat pandemi Covid-19.

“Terakhir, tentunya dalam pandemi ini, kalau kita nggak pinjam uang dan nggak minta PMD (penyertaan modal daerah), kondisi Ancol pasti akan tutup selamanya. Selama pandemi tetap harus makan hewan, wahana Dufan harus running tiap hari maintenance juga besar,” katanya pada Selasa, 28 Desember 2021.

Direktur Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, Teuku Sahir Syahali saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (20/6/2017). [Suara.com/Risna Halidi]

Teuku mengungkap bahwa Ancol mengalami kesulitan keuangan sejak pandemi Covid-19 pada 2020. Sementara, pengelola tetap harus membayar gaji karyawan hingga perawatan peralatan.

“Kita tidak ada PHK sedangkan pendapatan kita nol. Jadi kalau melihat sekarang (tahun ini) kita ada pendapatan. Jadi kalau refleksi tahun 2020 kita kesulitan keuangan sehingga kita harus pinjam untuk tutup itu. Kalau tidak, hewan kita tidak bisa kasih makan, Sea World tutup, pompa nggak bayar listrik, kemudian Dufan juga rusak,” jelasnya.

Teuku juga menjelaskan bahwa dari total pinjaman Rp1,2 triliun itu, sebanyak Rp334 miliar di antaranya akan diperuntukkan untuk belanja modal tahun 2022 dan 2023. Namun, menurut Teuku Sahir, anggaran Rp334 miliar itu belum disetujui.

Baca Juga: Geruduk Anies di Balai Kota, Massa Buruh Asyik Berjoget Diiringi Musik

“Jadi dana Rp334 miliar yang belum kita sign, hanya dalam bentuk plafon stand by loan Bank DKI. Tentunya akan kita keluarkan, akan kita minta ke Bank DKI jika kalau ada kebutuhan yang secara kajian bisnis layak dan visible,” ujarnya.

Load More