SuaraBekaci.id - Sekretaris Jendral PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, berkaitan dengan calon presiden (Capres) dan Calon Wakil presiden (Cawapres) Megawati Soekarnoputri disebut Hasto yang akan memilihnya.
Hasto menekankan keputusan mengenai calon presiden dan wakil presiden berada di tangan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sesuai dengan hasil Kongres V di Bali.
"Kami telah menegaskan bahwa berkaitan siapa capres dan cawapres berdasarkan Kongres V di Bali, Ibu Megawatilah yang akan mengambil keputusan," kata Hasto di Jakarta, hari ini, Sabtu (23/10/2021).
Megawati kata Hasto, dapat memilih siapa tokoh yang tepat tepat setelah mendengarkan aspirasi dari rakyat dan berkontemplasi memohon petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Karena apa yang dilakukan partai adalah kesinambungan kepemimpinan dari Pak Jokowi dengan berbagai prestasinya. Sangat penting untuk dicarikan sosok yang paling tepat dalam melanjutkan estafet kepemimpinan itu," kata Hasto.
Itu sebabnya, Hasto meminta semua kader untuk "Sabar, tunggu momentum yang tepat, mengingat jadwal dan tahapan Pemilu saja belum ditetapkan."
Menurut Hasto, PDIP memiliki kultur dan mekanisme internal menyangkut pencalonan di pemilu presiden dan wakil presiden.
Hasto sudah mengetahui adanya sejumlah kader yang menginginkan Ganjar Pranowo maju menjadi calon presiden, mendahului keputusan Megawati. Di antaranya, mantan wali kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Hasto menyebut partainya merupakan partai demokratis.
Baca Juga: SBY Kalah Dibandingkan Jokowi, Demokrat Kubu AHY Diminta Jangan Kebakaran Jenggot
Hasto berkata, "Itu obrolan di warung bagi Pak Rudy. Pak Rudy ini, kan, sosok senior. PDIP ini, kan, partai demokrasi. Semua paham kultur di PDI Perjuangan, yang penting ketika Ibu Megawati mengambil keputusan, semua taat dan berdisiplin."
PDI Perjuangan merupakan partai yang mempunyai kepentingan yang lebih besar dan setiap kader menyatukan diri pada kepentingan tersebut.
"Bagi mereka yang tidak memahami aspek strategis tentang pentingnya menyiapkan pemimpin bagi masa depan bangsa dan negara dan hanya mau bertindak sendiri tanpa disiplin, boleh saja kalau mau keluar dari partai," tuturnya.
"Partai ini memiliki sejarah yang panjang, memiliki pengalaman yang cukup luas dalam menjabarkan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat sehingga dalam perspektif ini partai harus menegakkan disiplin."
Berita Terkait
-
Hasto PDIP: Bencana Alam Tak Lepas dari Korupsi SDA dan Mafia Kekuasaan
-
Cerita Hasto Pernah Tolak Tawaran Jadi Menteri: Takut Nggak Tahan Godaan
-
Dinilai Sarat Kepentingan Politik, Mantan Jubir KPK Tolak Amnesti untuk Sekjen PDIP
-
Konferda PDIP Jabar, Hasto Tekankan Politik Lingkungan sebagai Jalan Perjuangan
-
Soekarno Runniversary 2026 Targetkan 10 Ribu Pelari, My Esti: Hologram Bung Karno Akan Lepas Start
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Misteri 4 Orang Tewas di Tol Tegal: Polisi Tunggu Hasil Forensik
-
BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun untuk Proyek Flyover Sitinjau Lauik
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan
-
4 Orang Tewas Misterius Dalam Mobil Toyota, Identitas Korban Terungkap!
-
AgenBRILink Tingkatkan Inklusi Keuangan di Wilayah 3T, Contohnya Muhammad Yusuf di Sebatik