Pebriansyah Ariefana
Selasa, 06 Juli 2021 | 07:40 WIB
Ilustrasi mitos dan fakta soal sperma laki-laki. (Shutterstock)

Secara keseluruhan, para peneliti menguji 33 bahan berbeda yang dapat diakses secara komersial, termasuk kain tenun satu lapis seperti katun dan poliester tenunan, kain campuran, bahan bukan tenunan, bahan berbasis selulosa, bahan yang biasa ditemukan dan digunakan di rumah sakit, dan berbagai bahan filter.

"Kami belajar bahwa ada banyak variabilitas dalam kinerja filtrasi bahkan dalam jenis material yang sama," kata Ng, seperti dilansir dari laman Eurekalert.

"Kami menemukan bahan yang tersedia secara komersial yang memberikan tingkat penolakan partikel submikron yang dapat diterima sambil tetap mempertahankan hambatan aliran udara yang mirip dengan masker bedah," kata Ryan Lively, seorang profesor di Sekolah Teknik Kimia dan Biomolekuler.
"Bahan-bahan ini menggabungkan kepadatan serat kain, struktur seperti labirin, dan kimia permukaan serat untuk secara efektif menolak partikel submikron," katanya.

Bahan terbaik untuk masker buatan sendiri adalah tirai anti tembus pandang dan pembungkus sterilisasi yang banyak digunakan untuk mengemas instrumen bedah. Kedua bahan tersebut tersedia secara komersial.

Para peneliti mengatakan orang harus menghindari penggunaan filter seperti HEPA / MERV atau kantong vakum, kecuali mereka disertifikasi bebas fiberglass, karena seringkali filter seperti itu sendiri dapat melepaskan serat kaca yang dapat dihirup. Bahan lain yang harus dihindari untuk masker termasuk bahan rajutan longgar, felt, fleece, atau tas belanja mengkilap yang bisa digunakan kembali.

Masker berlapis-lapis berkinerja jauh lebih baik daripada masker satu lapis, tetapi orang harus memperhatikan kemampuan bernapas. Masker dua lapis dan tiga lapis yang diuji menunjukkan efisiensi penyaringan keseluruhan sekitar 50% untuk partikel submikron. Penyesuaian masker juga penting karena partikel dapat dengan mudah keluar melalui celah di hidung atau melalui sisi masker.

Analisis menunjukkan bahwa masker yang dipasang dengan benar dan berlapis-lapis menolak 84% partikel yang dikeluarkan oleh seseorang ketika satu orang memakainya. Dua orang yang mengenakan jenis masker ini mengurangi transmisi partikel hingga 96%.

Hasil akhir dari penelitian ini adalah pentingnya pemakaian masker secara universal.

"Cara terbaik untuk melindungi diri kita sendiri dan orang lain adalah dengan mengurangi partikel yang dihembuskan pada sumbernya, dan sumbernya adalah wajah kita," kata Ng, menambahkan.

Baca Juga: Banyak Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri, Demokrat DKI: Kita Harus Saling Bantu

Dia optimis bahwa temuan ini akan memotivasi orang untuk lebih luas merangkul pemakaian masker jika mereka sakit dan perlu tampil di depan umum.

Load More