Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 21 Juni 2021 | 19:32 WIB
Sejumlah pasien positif COVID-19 melakukan senam pagi di halaman depan Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Senin (21/6/2021). [Suara.com/Dian Latifah]

SuaraBekaci.id - Sebanyak 21 warga Karawang positif COVID-19 varian Delta. Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan dengan teknik whole genome squencing.

Hal itu dipastikan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Karawang Fitra Hergyana. Ke-21 orang itu didapat dari 330 sampel warga positif COVID-19 ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Sampel itu gabungan dari warga Karawang, Sukabumi, Bekasi, Depok dan Subang.

"Dari 25 orang, memang 21 di Karawang, 1 Sukabumi, 1 Bekasi, 1 Depok, dan 1 Subang," kata Fitra dalam jumpa pers di Makodim 0604 Karawang, Senin (21/6/2021).

Baca Juga: 8 Kecamatan di Kabupaten Bekasi dengan Kasus COVID-19 Tertinggi, Ini Daftarnya

Detailnya, ke-21 orang itu berasal dari Kecamatan Kutawaluya 12 orang, Cikampek 2 orang, Telagasari 2 orang, Cilamaya Wetan 1 orang, Klari 1 orang, Kotabaru 1 orang dan Telukjambe Timur 2 orang. Sebanyak 20 orang sudah sembuh. Sementara 1 orang meninggal dunia dari Kecamatan Kutawaluya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan COVID-19 varian Delta sudah ditemukan di Jabar yakni Kabupaten Karawang dan Kota Depok.

“Berita paling penting, varian baru Delta sudah hadir di Jabar. Ini menandakan kita harus tetap waspada, hadir di Karawang dan Kota Depok. Berdasarkan kajian Whole Genome Sequencing (WGS) dari Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman dan LIPI,” ujarnya usai melakukan Rapat Komite Percepatan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah secara virtual dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin 21 Juni 2020.

Ia pun meminta masyarakat untuk patuh dan disiplin terhadap penerapan protokol kesehatan 5M secara masif. Hal itu guna meminimalisasi penularan varian baru.

“Dengan berita ini, mari kita tingkatkan kewaspadaan kita, mohon sampaikan juga kepada masyarakat dengan hadirnya varian delta di Jabar maka prokes 5M itu harus lebih ditingkatkan lagi. Kalau bisa prokes 5M tersebut bisa diakselerasi lagi,” harapnya.

Baca Juga: Warga Tangsel Dilarang Pergi ke Luar Jabodetabek, Kalau Ngeyel Tanggung Biaya COVID-19

Tapi secara matematis kematian di Jabar, kata Kang Emil masih terkendali di angka 1,3 persen. Walaupun memang kasus aktif tengah meningkat sebesar 8,34 persen.

“Secara umum kematian di Jabar masih terkendali di angka 1,3 persen dan kasus aktif memang meningkat juga keterbatasan pengetesan sedang kita upayakan,” tandasnya.

Untuk mengurangi penularan kasus aktif di Jabar, Kang Emil pun sudah memutuskan bahwa vaksinasi diperbolehkan bagi warga yang berusia di atas 18 tahun. Hal itu guna membentuk kekebalan kelompok secara stagnan di tiap daerah.

“Dan juga sudah diputuskan vaksinasi di Jabar diperbolehkan untuk seluruh warga di atas 18 tahun. Jadi tidak ada lagi sekarang vaksinasi dibatasi untuk tenaga kesehatan dan TNI/Polri kemudian lansia, kita akan menghabiskan semua vaksinasi untuk mengejar herd immunity sehingga tidak hanya di Bandung Raya dan Bodebek tapi juga di seluruh Jabar,” ungkapnya.

Apalagi menurut informasi dari Kementerian Kesehatan RI ketersediaan vaksin tahap dua sudah aman.

“Dengan kepastian suplai vaksin tahap dua sudah dijamin oleh Kemenkes RI. Dengan begitu arahan presiden agar vaksinasi bisa akseleratif puncaknya di Agustus khususnya di Jabar menggunakan tempat yang besar seperti stadion,” tutupnya.

Load More