SuaraBekaci.id - Pegawai KPK yang memimpin OTT Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat dikabarkan tidak lolos dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Kabar tersebut disampaikan Eks Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto melalui akun twiiternya pada Senin (10/5/2021).
Pria yang disapa BW ini mengungkapkan bahwa yang melakukan OTT Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat dan dikabarkan tidak lolos TWK adalah Harun Al Rasyid, Kasatgas Penyelidikan KPK.
Melalui cuitannya, Bambang kemudian meminta pubik untuk memilih mempercayai Harun atau pimpinan KPK.
"Mana yang anda percaya, Harun atau Pimpinan KPK?," tanya BW dalam cuitannya.
Baca Juga: OTT KPK Bupati Nganjuk Diduga Terkait Jual Beli Jabatan
Dia menyatakan, bahwa Harun yang melakukan OTT Bupati Nganjuk dikabarkan menjadi satu di antara 75 orang pegawai KPK yang tidak lolos TWK.
"Harun Kasatgas Lidik KPK berhasil bekuk Bupati Nganjuk via ott, TAPI, Harun dikabarkan, salah satu dr 75 insan KPK yang divonis tidak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK)," demikian cuitan Bambang Widjojanto.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyebut tim Satuan Tugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turut menyita sejumlah uang dalam operasi tangkap tangan atau OTT Bupati Nganjuk, Jawa Timur Novi Rahman Hidayat.
Adapun uang yang disita kata Ghufron, masih dalam pemeriksaan oleh tim satgas KPK.
"Berapa uang yang diamankan kita sedang melakukan pemeriksaan," kata Ghufron saat dikonfirmasi, Senin (10/5/2021).
Baca Juga: OTT Bupati Nganjuk, KPK Turut Sita Sejumlah Uang
Menurut Ghufron, bahwa Bupati Novi ditangkap atas dugaan korupsi jual beli jabatan dilingkungan pemerintahan kabupaten Nganjuk.
Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri menyebut, OTT Bupati Nganjuk ini, atas kerja sama KPK dengan Bareskrim Polri. Lembaga antirasuah memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan nasib Novi Rahman atas dugaan tindak pidana korupsi tersebut.
Hanya saja Ali belum dapat menyampaikan siapa saja pihak-pihak maupun unsur dari mana yang ditangkap selain Novi.
Berita Terkait
-
Bukan Diperiksa, Dokter Tirta Ajari Pegawai KPK Pola Hidup Sehat: Kerja di Sini Pressure-nya Tinggi
-
Natalius Pigai Minta Rp20 Triliun usai jadi Menteri HAM, Eks Pimpinan KPK Bambang Widjojanto Bilang Begini
-
Kekayaan Ita Triwibawati, Cabup Nganjuk Terkaya Usul Inovasi 'Padi Jadi Beras' saat Debat
-
Tanggapi Kasus Pegawai KPK Gadungan, Pj Bupati Bogor ke Anak Buah: Jangan Takut Lapor jika Diperas
-
15 Eks Pegawai Segera Diadili Kasus Pungli, KPK Siap Bongkar 'Dosa-dosa' Para Tahanan, Siapa Saja?
Tag
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
Terkini
-
Heri-Sholihin Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi Bisa Tembus 8 Persen, Begini Caranya
-
Penampakan Warung Kelontong Tempat Jualan Obat Terlarang di Bekasi
-
5 Hari Banjir Rob Rendam Desa Hurip Jaya Bekasi: 320 KK Jadi Korban
-
Kampanye Hitam di Pilkada Kota Bekasi: Heri-Sholihin Tempuh Jalur Hukum
-
Geger Kapal Tongkang Nyangkut di Jembatan CBL Tambun, Begini Kronologisnya