SuaraBekaci.id - Pakar Administrasi Publik Unair Falih Suaedi mengkritik fenomena pengumpat protokol kesehatan (prokes) yang dijadikan duta prokes. Hal ini menyusul peristiwa larangan masker di Masjid Al Amanah Bekasi, Jawa Barat dan di Kabupatn Gresik Jawa Timur atas pengumpatan kepada pengunjung Supermal Pakuwon Surabaya.
Falih Suaedi mengatakan, duta prokes seharusnya diperankan sosok orang yang bisa menyentuh hati masyarakat.
Menurut Falih, terdapat kriteria dari seseorang tersebut sehingga layak dijadikan duta. Yakni, figur duta harus mempunyai pertumbuhan pribadi yang konsisten, calon duta memiliki kepedulian tinggi terhadap bidang yang dia emban, memberikan nilai tambah bidang yang dikampanyekan serta menerapkan value bidang itu secara konsisten dalam kehidupan.
"Kalau para pelanggar justru dijadikan duta, saya melihatnya itu hal yang sia-sia, efeknya nol," kata Falih dilansir dari AyoCirebon.com -- jaringan Suara.com, Minggu (9/5/2021).
Baca Juga: Kasus Larangan Masker Berujung Damai, Muannas: Hukum Mestinya Tegak Lurus
Falih menuturkan, sosok seorang duta seyogyanya memberikan panutan. Namun, publik sudah mengetahui bahwa sosok itu tak mengimplementasikan nilai pada bidang yang diemban dengan baik dan konsisten.
Menurutnya, hal tersebut selaras dengan teori bandura, yang menyatakan seorang panutan harus memenuhi 2 kriteria, yaitu duta harus mampu mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang dia lakukan atau harus bisa menginspirasi dan memotivasi orang lain. Yang kedua adalah harus memberikan contoh dan dukungan.
"Jadi, tidak bisa kita mengangkat duta dengan alasan sosok itu terkenal atau sedang viral," ujarnya.
Falih menganggap, sudah saatnya sosok seorang duta diambil dari kalangan yang tidak melangit, tapi justru membumi. Baik dari sifat, sikap, dan beragam hal mengenai duta yang dimaksud.
Perihal sosok membumi, Falih menyatakan tak mengapa untuk mengambil sosok duta dari kalangan bawah. Menurut dia, sosok dengan kriteria tersebut akan lebih mudah menggerakkan dam mendekati massa secara natural.
Baca Juga: Nawir, Pemuda yang Tarik Paksa Masker Warga di Bekasi Jadi Duta Prokes
"Jadi, yang terpenting dari sosok duta adalah benar-benar melakukannya secara konsisten dalam kehidupan nyata. Ketika melihat bahwa ada orang lain dari kalangan bawah (yang melakukan sesuatu), maka hati kita akan tersentuh, ikut tergerak melakukan (hal yang sama)," ungkapnya," tutupnya.
Tag
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Terkini
-
Lewat Pendanaan KUR BRI, Suryani Sukses Jadi Pejuang Ekonomi Keluarga yang Naik Kelas
-
Rahasia Desa Wunut Berhasil Menjadi Desa Pembangunan Berkelanjutan
-
Viral Dua Preman Ngamuk di Pasar Baru Bekasi, Pelaku Positif Sabu-sabu
-
Berdiri 2019, Kini Minyak Telon Lokal Habbie Capai Omzet Belasan Juta Rupiah
-
BRI Raih Penghargaan Internasional, Best Issuer for Sustainable Finance dan Best Social Loan