Scroll untuk membaca artikel
Antonio Juao Silvester Bano
Kamis, 24 Desember 2020 | 12:24 WIB
Suasana menjelang misa perayaan Hari Raya Natal 2019 di Gereja Santa Clara, Bekasi Utara, Kota Bekasi. [ Suara.com/Antonio ]

SuaraBekaci.id - Gereja Katolik Santa Clara Bekasi Utara baru berdiri 1 tahun lebih sejak diresmikan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi pada Agustus 2019.

Tahun lalu, Gereja Katolik Santa Clara yang berada di Harapan Baru, Bekasi Utara, Kota Bekasi ini mengadakan misa perayaan Hari Raya Natal dengan meriah.

Misa perayaan Hari Raya Natal di Gereja Katolik Santa Clara pada tahun ini akan berbeda dari tahun sebelumnya lantaran dilaksanakan di tengah situasi pandemi Covid-19. Hal itu diakui Pastor Paroki Gereja Santa Clara, Romo Raymondus Sianipar

“Tahun ini agak berbeda dari tahun yang lalu karena situasi pandemi yang kita alami selama hampir satu tahun ini,” kata Romo Raymondus Sianipar saat dihubungi Suara.com, Kamis (24/12/2020).

Romo Raymondus Sianipar menjelaskan, pihaknya mendapatkan arahan dari Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) setiap perayaan ibadat di gereja. Termasuk mengenai tata cara pelaksanaan ibadat Hari Raya Natal di tengah pandemi Covid-19 pada tahun ini.

“Jadi semua arahannya dari KAJ (Keuskupan Agung Jakarta), ditentukan bagaimana ibadahnya, seperti apa, lalu juga protokol kesehatan yang harus diberlakukan secara ketat dan jumlah umat yang diizinkan bisa mengikuti perayaan secara offline,” katanya.

Suasana menjelang misa perayaan Hari Raya Natal 2019 di Gereja Santa Clara, Bekasi Utara, Kota Bekasi. [ Suara.com/Antonio ]

Romo Raymondus Sianipar menjelaskan, pihaknya berupaya mempersiapkan protokol kesehatan dengan baik untuk misa perayaan Hari Raya Natal di Gereja Katolik Santa Clara.

Terdapat beberapa hal yang telah dilakukan untuk misa perayaan Hari Raya Natal di Gereja Katolik Santa Clara yang taat protokol kesehatan sesuai dengan arahan dari Keuskupan Agung Jakarta.

Pertama-tama, kata Romo Raymondus Sianipar, jemaat Gereja Santa Clara dibagi per zona wilayah untuk mendaftarkan diri ikut misa secara langsung atau offline.

“Dengan catatan yang mendaftarkan diri itu umur 18-59 dengan kondisi sehat, mengisi g-form kesehatan dulu. Sesudah g-form kesehatan diisi dan dinyatakan boleh mengikuti, maka mereka akan mendaftarkan diri melalui database kartu KK umat yang ada di paroki,” katanya.

Setelah mendaftarkan diri, maka jemaat tersebut mendapatkan kode batang (barcode) untuk hadir mengikuti misa perayaan Hari Raya Natal di Gereja Katolik Santa Clara.

“Barcode ini lah nanti yang akan dibawa ke gereja, sebelum masuk lokasi akan dilihat barcode-nya, akan di-scan. Dan kalau itu sudah benar barcode untuk mengikuti misa offline maka dia akan masuk ke lokasi gereja dan diatur. Di parkiran, sepeda motor harus berjarak juga,” ujarnya.

Sebelum menuju ke parkiran kendaraan, di pintu gerbang gereja juga ada panitia yang akan mengukur suhu dan mengarahkan jemaat Gereja Katolik Santa Clara untuk mencuci tangan.

“Sampai di parkiran mereka diarahkan panitia memasuki gereja. Dan di depan gereja akan disambut oleh panitia menunjukan nomor tempat duduknya dan diarahkan ke tempat duduk masing-masing supaya tidak salah tempat duduk, dengan jarak yang sudah diatur di dalam gereja,” jelasnya.

Jemaat Gereja Santa Clara yang hendak memberikan kolekte atau persembahan, akan diarahkan untuk memasukkannya ke tempat khusus yang telah disediakan.

“Sesudah memasukan kolekte mereka wajib pakai hand sanitizer tanpa sentuh. Jadi hanya pakai tekanan kaki, lalu diarahkan ke nomor tempat duduk,” katanya.

Jika semua jemaat sudah berada di dalam Gereja Santa Clara Bekasi, maka misa perayaan Hari Raya Natal akan dimulai.

Dia menjelaskan, ibadat perayaan natal tahun ini tidak semeriah dan selengkap pada 2019. Karena pihaknya juga harus memperhatikan durasi pelaksanaan ibadat.

“Setelah selesai ibadat, keluar gereja akan diarahkan oleh panitia, bagaimana nanti mereka keluar dari gereja, dari pintu yang sudah ditentukan dimana keluarnya, tidak ada kumpul-kumpul lagi, diharapkan langsung pulang ke rumah,” ujar Romo Raymondus Sianipar.

Pada hari ini, Kamis (24/12/2020), akan dilaksanakan dua kali misa perayaan Hari Raya Natal di Gereja Santa Clara. Pertama pukul 17.00 WIB dan kedua pukul 21.00 WIB.

“Cukup berjarak karena sesudah misa pertama akan dilakukan desinfektan dulu baru nanti jam 21.00 WIB ada perayaan natal yang kedua,” ujarnya.

Kemudian, juga terdapat dua kali misa perayaan Hari Raya Natal pada Jumat (25/12/2020). Yakni pada pukul 09.00 WIB dan pukul 17.00 WIB.

Umat Gereja Santa Clara yang dapat hadir pada misa Hari Raya Natal secara langsung dibatasi 280 orang dari kapasitas gereja sekitar 1500 orang. “Jadi umat itu duduk sangat berjarak,” katanya.

“Yang lain, umat akan mengikuti perayaan  misa natal online di rumah masing-masing dan itu dipersiapkan panitia juga supaya umat tetap mempersiapkan perayaan natal, mengikuti perayaan natal dari rumah,” sambung Romo Raymondus Sianipar.

Dia menambahkan, perayaan Hari Raya Natal di tengah pandemi Covid-19 diharapkan tidak mengurangi sukacita seluruh umat katolik yang merayakan.

“Karena dalam situasi apapun, dan sekarang dalam situasi pandemi ini justru kita diberi waktu yang baik untuk merefleksikan iman kita dalam segala ingatan, dalam segala pengalaman kesulitan dan juga pengalaman ketakutan, juga dalam pengalaman ketidakbiasaan dan ketidakmampuan untuk merayakan seperti biasa yang diharapkan, tetapi suka cita natal itu tetap harus dirasakan,” paparnya.

Menurut Romo Raymondus Sianipar, iman justru semakin bertumbuh ketika situasi seperti saat ini.

“Dalam pandemi ini iman kita sangat berperan baik untuk menjaga kebaikan sendiri, menjaga kesehatan bersama dan juga demi kebaikan masyarakat dan bangsa ini. Jadi saya tetap percaya bahwa natal ini tetap akan memberikan suka cita yang besar,” tuturnya.

Load More