5 Fakta Penemuan Sumber Migas di Tambelang Bekasi, Nomor 3 Bikin Geleng-geleng

Apa saja fakta yang didapat SuaraBekaci.id saat datang ke penemuan sumber migas itu? Berikut ulasannya

Galih Prasetyo
Kamis, 21 Desember 2023 | 11:34 WIB
5 Fakta Penemuan Sumber Migas di Tambelang Bekasi, Nomor 3 Bikin Geleng-geleng
PT Pertamina baru saja membeli lahan persawahan seluas 5 hektar di Kampung Gubug, Desa Sukawijaya, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi. Lahan persawahan itu disebut-sebut memiliki sumber cadangan minyak dan gas bumi [Suara.com/Mae Harsa]

SuaraBekaci.id - Puluhan juta barel cadangan minyak bumi tersimpan di Bekasi. PT Pertamina sebelumnya mengungkap ada jutaan barel minyak bumi di Timur Bekasi, Jawa Barat.

Menurut Muharram Jaya, Direktur Eksplorasi PT Hulu Energi mengatakan bahwa ada temuan puluhan juta barel di Timur Bekasi, Jawa Barat. Temuan itu terjadi pada 6 Desember 2023 lalu.

Sumur minyak itu dinamakan Sumur East Pondok Aren (EPN)-001 di wilayah kerja PEP Tambun Field, Kabupaten Bekasi.

Baca Juga:Beasiswa dan Lowongan Kerja, Harapan Warga Sukawijaya Pasca Penemuan Sumber Migas: Pertamina Bisa Kasih?

SuaraBekaci.id mencoba ke titik lokasi tersebut, tepatnya di Kampung Gubug RT 1/RW 2 Desa Sukawijaya, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi.

Apa saja fakta yang didapat SuaraBekaci.id saat datang ke penemuan sumber migas itu? Berikut ulasannya

1. Warga Ungkap Penemuan Sejak Puluhan Tahun Lalu

Menurut warga sekitar Masdi (53), sumur minyak di wilayah tersebut telah sejak puluhan lalu ditemukan. Ia menceritakan, sebelum ada penemuan sumur minyak, dirinya sudah aktif menggarap sawah milik sang adik seluas 5000 meter.

“Sawah memang kebetulan garapan saya itu kena pas lubang sumurnya pisan, pas garapan saya tanaman padi,” kata Masdi saat ditemui di kediamannya yang berjarak hanya sekira 600 meter dari lokasi Sumur East Pondok Aren (EPN)-001.

Baca Juga:Pasca Penemuan Sumur Minyak Bumi Bekasi: Warga Desa Menjerit, Kompensasi Tak Sebanding dengan Dampak

Kata Masdi, sebelum warga mengetahui adanya sumur minyak di wilayahnya, ada seseorang yang datang meminta izin untuk melakukan pengujian di lahan persawahan tersebut.

“Udah hampir puluhan tahun (informasi penemuan adanya sumur minyak), ada seperti di bom gitu dimasukin dinamit,” ucapnya.

Warga Tambelang Bekasi Ceritakan Awal Mula Penemuan Sumur Minyak: Ditaruh Dinamit, Meleduk Rumah Pada Retak [Suara.com/Mae Harsa]
Warga Tambelang Bekasi Ceritakan Awal Mula Penemuan Sumur Minyak: Ditaruh Dinamit, Meleduk Rumah Pada Retak [Suara.com/Mae Harsa]

“Pas ditaroin (dimasukan) dinamit, meleduk. Bergerak nih rumah-rumah banyak yang pada retak waktu 10 tahun (lebih) yang lalu pengecekan bahwa di bawah ada minyak,” tuturnya.

Kendati demikian, setelah itu sejumlah warga yang terdampak diberikan dana kompensasi dengan nominal sekira Rp300 ribu per KK.

“Dipanggil ke kantor desa udah lama itu sepuluh tahun ke sono lah pas ada pengeboman itu dinamit. Gak lama dikasih itu ke kantor desa, dikasih uang anu (kompensasi) tuh kan sawahnya pada dalem,” jelas Masdi.

2. Desa Sukawijaya Termasuk Desa Tertua

Kampung Gubug yang berlokasi di Desa Sukawijaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat ternyata menjadi tempat ditemukannya sumur minyak bumi, dengan cadangan minyak mencapai 92,7 juta barel.

Desa Sukawijaya secara administratif masuk ke Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi. Luas wilayahnya mencapai 445,5 hektare. Konon, desa ini ternyata termasuk desa tertua di Bekasi.

Desa Sukawijaya dikutip dari sejumlah sumber sudah ada sejak 1952. Sebelum ditemukan adanya sumur minyak bumi 10 tahun lalu, desa ini termasuk desa yang lembab dan kotor.

Mengutip dari laporan Koran Tempo tertanggal 5 April 1980 berjudul 'Sukawijaya dengan Genjer', rumah-rumah di desa ini banyak terbuat dari kayu dan bambu yang keropos.

Kondisi desa ini di zaman itu sangat kotor, banyak air yang menggenangi pekerangan milik warga. Pada musim hujan, jalan di desa ini sangat buruk. Jalan tanah membuat aktivitas warga sangat sulit.

Kini, kondisi Desa Sukawijaya sangat jauh berbeda. Saat SuaraBekaci.id datang ke lokasi sumur minyak bumi pada hari ini, Selasa (20/12), kondisi jalan sudah baik, sudah diaspal.

3. Warga Cuma Dapat Uang Ngebul Rp50 Ribu

Cadangan migas yang diberi nama Sumur East Pondok Aren (EPN)-001 di wilayah kerja PEP Tambun Field, Kabupaten Bekasi, tepatnya berada di Kampung Gubuk, Desa Sukawijaya, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi.

Ketua RT 02 RW 02 Desa Sukawijaya, Kholid Sofyan Hadi menerangkan sumur migas itu baru aktif beroperasi sejak sekitar bulan Juni 2023 lalu.

Saat itu proses pertama dilakukan ialah pengurukan dan dilanjutkan dengan pengeboran. Kata Kholid, dari aktivitas mobilitas mobil-mobil besar sering terlihat.

“Itu kan pas pengeboran berisik, dari mobilisasi mobil dia itu getarannya terasa,” kata Kholid saat ditemui di kediamannya.

Selain itu, dampak lainnya yang paling terlihat di masyarakat ialah adanya polusi udara di sekitar lokasi.

PT Pertamina baru saja membeli lahan persawahan seluas 5 hektar di Kampung Gubug, Desa Sukawijaya, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi. Lahan persawahan itu disebut-sebut memiliki sumber cadangan minyak dan gas bumi. [Suara.com/Mae Harsa]
PT Pertamina baru saja membeli lahan persawahan seluas 5 hektar di Kampung Gubug, Desa Sukawijaya, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi. Lahan persawahan itu disebut-sebut memiliki sumber cadangan minyak dan gas bumi. [Suara.com/Mae Harsa]

Polusi juga, dia (Pertamina) pas ada pembakaran asapnya lumayan hitam ya,” tuturnya.

Akibatnya, sejumlah warga pun protes. Mereka menuntut uang kompensasi dari dampak buruk yang ditimbulkan sumur migas tersebut.

Setelah diprotes, barulah pihak Pertamina memberikan uang konpensasi tersebut kepada warga yang terdampak. Dana tersebut dikeluarkan selama dua bulan pertama yakni Juni dan Juli.

“Sempet protes kita, kami pernah masuk ke sana minta kompensasi. Emang semenjak kita ke sana minta kompensasi, dikasih kita 2 bulan. Satu bulan itu 50 ribu per KK,” ucap Kholid.

4. Ketakutan Warga

Di Bekasi sendiri, sumur migas tersebut diberi nama Sumur East Pondok Aren (EPN)-001 di wilayah kerja PEP Tambun Field, Kabupaten Bekasi.

Sayangnya, adanya temuan sumur migas tersebut tak selalu jadi kabar gembira bagi warga Bekasi. Pasalnya, sejumlah warga sekitar mengeluh khawatir dengan adanya aktivitas berkaitan dengan minyak dan gas di wilayah tersebut.

“Kalau khawatir mah pasti. Jangka panjangnya mungkin dari gas itu takutnya ada kebocoran atau apa,” kata Ketua RT 02 RW 02 Kholid Sofyan Hadi Desa Sukawijaya saat ditemui, Rabu (20/12/2023).

Warga Tambelang Bekasi Ceritakan Awal Mula Penemuan Sumur Minyak: Ditaruh Dinamit, Meleduk Rumah Pada Retak [Suara.com/Mae Harsa]
Warga Tambelang Bekasi Ceritakan Awal Mula Penemuan Sumur Minyak: Ditaruh Dinamit, Meleduk Rumah Pada Retak [Suara.com/Mae Harsa]

Sofyan menerangkan, saat mobilisasi truk Pertamina berlangsung, warga juga kerap merasakan adanya getaran.

Warga lainnya, Yuli (27) merasakan hal serupa. Dia menceritakan, bahwa beberapa warga sekitar kerap kali mengingat kejadian kebakaran yang melanda Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara beberapa waktu silam.

Kata Yuli, ia dan warga sekitar terkadang merasa takut kejadian yang terjadi di Depo Plumpang sewaktu-waktu bisa terjadi juga di wilayahnya.

“Ya takut si, katanya kan ada ceritanya bisa (meledak) jadi agak gitu (takut),” kata Yuli.

5. Harapan Warga dapat Beasiswa dan Loker

Ketua RT 02 RW 02 Desa Sukawijaya, Kholid Sofyan Hadi mengatakan adanya sumber minyak dan gas bumi di wilayah tersebut membuat warga sekitar menanam banyak harapan utamanya soal lapangan pekerjaan.

“Harapannya warga kita dilibatkan lah, walaupun kapasitas warga kita kayaknya kalau buat kerja di Pertamina itu ada skilll khusus lah. Setidaknya gapapa itu jadi Security, Cleaning Service nya gitu ya, nyiram tanaman juga gapapa. Tolong dilibatkan warga kami gitu diperkejakan,” tutur Kholid.

Kata Kholid, sebetulnya saat ini sudah ada sekitar 20 warga sekitar yang bekerja di lokasi sumur minyak dan gas bumi itu. Namun, mereka dinaungi oleh pihak ketiga.

“Ada lah yang ngerjain paritan, banlok, Security di luar lingkungan itu (PT Pertamina) ada dari warga kita,” ujarnya.

Menurut Kholid, jumlah 20 orang yang dipekerjakan itu belum sesuai dengan harapan warga. Pasalnya, masih banyak warga yang sebetulnya membutuhkan pekerjaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini