SuaraBekaci.id - Pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, masih menguasai Jawa Barat hasil dari survei Litbang Kompas pada 2024.
Hasil survei Litbang Kompas yang dirilis pada Senin (11/12/2023), Prabowo-Gibran memperoleh elektabilitas sebesar 38,1 persen. Kemudian Di posisi kedua terdapat Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 27,3 persen.
Sedangkan untuk pasangan capres-cawapres, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, di posisi ketiga dan jauh dibawah dua pasangan sebelumnya yakni memperoleh 8,2 persen.
Persaingan ketat Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin di wilayah Jawa Barat ini, mendapat tanggapan dari Pengamat Komunikasi Publik Universitas Pasundan (Unpas), Deden Ramdan.
Baca Juga:Profil Kirana Larasati yang Berada di Belakang Prabowo Saat Debat Pilpres 2024: Ada Mama Cantik
"Kita tahu Jawa Barat ini diperebutkan dua sampai tiga partai ya bahkan empat, PDIP, kemudian Gerindra, PKS dan Golkar, kita melihat justru pemilu lima tahun lalu 2019 suara Prabowo kan tertinggi mengalahkan Jokowi," ungkapnya kepada Suara.com, Selasa (12/12/2023).
Pada Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2024, Prabowo Subianto menggandeng anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka. Hal itu menurutnya, cukup mempengaruhi elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran di Jawa Barat.
"Sekarang itu kan kita tahu Pak Jokowi itu menurunkan putranya untuk berpasangan dengan Pak Prabowo, nah tentu ini berpengaruh sekali terhadap raihan suara dari Prabowo," ucapnya.
"Mengapa demikian, karena satu suara koalisi pendukung Prabowo itu terdiri dari banyak partai ada Gerindra, beberapa partai lain PAN misalnya dan seterusnya," jelasnya.
Sedangkan untuk untuk Ganjar Pranowo-Mahfud MD elektabilitasnya masih dibawah Anies-Muhaimin. Menurut Deden Ramdan, hal itu terjadi karena Jawa Barat sendiri merupakan basis dari PKS yang merupakan salah satu partai pengusung capres-cawapres nomor urut 1.
"Sementara PDIP itu suaranya kurang bagus dan sekarang malah dikalahkan oleh pasangan Anies-Muhaimin, karena basis suara Jabar itu basis satu PKS, sebagian Nasdem dan PKB, nah ini tergantung dari koalisi partai pendukung," ungkapnya.
Selain itu, hadirnya beberapa tokoh Jawa Barat yang langsung turun dan menjadi tim kampanye capres-cawapres, seperti Ridwan Kamil di kubu Prabowo-Gibran, turut mendongkrak elektabilitas pasangan nomor urut 2.
"Kita tahu salah satu tim sukses, pak Ridwan Kamil karena dia berada di partai Golkar yang hari ini mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Ada pengaruhnya (sosok tersebut), karena kita tahu selain Ridwan Kamil ada Iwan Bule (Mochamad Iriawan), Dedi Mulyadi mereka secara tokoh sosok kuat punya pengaruh besar," ucapnya.
"Bisa dilihat pemilu kemarin saat Pilkada Jabar nama-nama itu muncul, saya gak melihat Pa UU (Uu Ruzhanul Ulum) itu tidak melakukan kampanye secara masif, padahal partainya itu PPP pendukung Ganjar," ungkapnya.
Deden Ramdan menilai, pada Pilpres 2024 persaingan ketat bakal terjadi antara pasangan nomor urut 1 Anies-Muhaimin dan nomor urut 2 Prabowo-Gibran.
"Kalau saya lihat Jabar lihatnya pendukung nomor 1 dan 2 yang kuatnya, kalau PDIP walaupun secara kepertaian ada di nomor dua setelah Gerinda, tapi saya lihat mesin politik itu tidak mempengaruhi ketokohan dari calon presiden dan wakil presiden," jelasnya.
Kontributor : Rahman