Sejarah KH Noer Ali Singa Karawang-Bekasi yang Acara Haulnya Disambangi Anies Baswedan

"Ke Bekasi. Di Haul Kiai Noer Ali, Kiai Noer Ali itu adalah seorang pahlawan nasional, di Bekasi pondoknya," kata Anies Baswedan.

Galih Prasetyo
Minggu, 03 Desember 2023 | 14:30 WIB
Sejarah KH Noer Ali Singa Karawang-Bekasi yang Acara Haulnya Disambangi Anies Baswedan
Sosok KH Noer Ali Singa Karawang-Bekasi yang Acara Haulnya Disambangi Anies Baswedan [Dok indonesia.go.id]

Meski belajar agama Islam, Noer Ali juga turun ke bawah alias turba. Dari situ, ia kemudian melihat bagaimana penindasan bangsa penjajah ke masyarakat.

Jiwa Noer Ali terganggu karena banyak penindasan dan kesewenangan bangsa kolonial ke masyarakat pribumi Bekasi. Ia melihat banyak ketidakadilan dan maksiat merajalela.

Dari fakta yang ia lihat langsung dan rasakan itu, KH Noer Ali putuskan untuk melawan penjajah, sebagai wujud nyata cinta tanah air.

Untuk melawan penjajah, KH Noer Ali diketahui mendapat banyak ilmu dari KH Marzuki. Di ponpes KH Marzuki ini, KH Noer Ali mendapat ilmu menggunakan senjata api. Apalagi diketahui ia memiliki hobi berburu.

Baca Juga:Beda Gaya Anies Baswedan Saat Daftar ke KPU di Pilkada DKI 2017 dengan Pilpres 2024

Sekedar informasi, KH Ahmad Marzuki bin Mirsod bin Hasnum bin Khatib Sa’ad bin Abdurrahman bin Sultan Ahmad al-Fathani dengan gelar Laqsana Malayang alias Guru Marzuki seperti dikutip dari NU.or.id, merupakan salah satu dari mahaguru ulama Betawi yang memiliki peran penting dalam penyebaran dakwah Islam di tanah Betawi.

Setidaknya terdapat enam guru dari para ulama Betawi dari akhir pada abad ke-19 dan pertengahan abad ke-20, keenam guru ini kerap disebut enam pendekar atau the six teacher, yaitu Guru Mansur (Jembatan Lima), Guru Marzuki (Cipinang Muara), Guru Mughni (Kuningan), Guru Madjid (Pekojan), Guru Khalid (Gondangdia), dan Guru Mahmud Ramli (Menteng).

Kembali ke sepak terjang KH Noer Ali. Pada 1934, ia berangkah ke tanah suci Mekkah untuk memperdalam ilmu agama Islam. Di Mekkah, Noer Ali belajar kepada Syaikh Ali Al Maliki. bahkan akhirnya KH Noer Ali jadi santri kesayangan Syaikh Ali Al Maliki.

Singkat cerita, pada 1939, KH Noer Ali pulang ke Indonesia dan mendirikan pondok pesantren. Kedatangan Noer Ali ke tanah kelahirannya, Bekasi membuat bangsa kolonial resah.

Hal ini lantaran sambutan warga pribumi kepada Noer Ali. Bahkan sejumlah warga di Ujung Malang, Teluk Pucung dan Pondok Ungu secara sukarela memberikan tanah mereka untuk ponpes KH Noer Ali.

Baca Juga:Head to Head Anies-Muhaimin vs Ganjar-Mahfud MD, Pengamat: PDIP Terlalu PeDe, AMIN Punya Pendukung Militan

KH Noer Ali bukan hanya tokoh agama yang punya suara menggelegar di podium. Ia juga memiliki keberanian untuk turun ke medan tempur. Tak heran kemudian ia dijuluki sebagai Singa Karawang-Bekasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini