SuaraBekaci.id - Kabar terpilihnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjadi cawapres Ganjar Pranaowo di Pilpres 2024 disoroti oleh berbagai kalangan, tak terkecuali generasi Z.
Melansir dari laman Kpu.go.id, anggota KPU August Mellaz menyebut, bahwa pemilih pada Pemilu 2024 mayoritas berasal dari Generasi Z dan Milenial yakni sebesar 55 persen.
Karenanya SuaraBekaci.id mencoba untuk bertanya ke sejumlah gen z di Bekasi soal Mahfud MD yang baru terpilih jadi Cawapres Ganjar. Ketua BEM Universitas Bina Insani Bekasi, Bagas Adji Piantomo mengatakan, bahwa kehadiran Mahfud MD diyakini dapat memberi warna baru untuk Ganjar Pranowo.
“Dalam karir politiknya yang pernah duduk di lembaga yudikatif, legislatif, maupun eksekutif dapat mendorong elektabilitas Ganjar dan dapat menjadi warna yang lebih variatif di 2024,” kata Bagas kepada SuaraBekaci.id, Kamis (19/10).
Baca Juga:Pernah Gagal Dipakai 5 Tahun Lalu, Ternyata Ada Doa Ibu Terselip di Kemeja Putih Mahfud MD
Selain itu, menurut Bagas jika dibandingkan dengan 4 nama lainnya yang sempat digadang-gadang akan menjadi cawapres Ganjar, memilih Mahfud MD menjadi pilihan yangtepat.
Kelebihan Mahfud MD utamanya di bidang hukum dan politik diyakini dapat menaikkan elektabilitas Ganjar Pranowo. Namun, dirinya mengaku masih menimbang-nimbang untuk menentukan pilihan di Pilpres 2024.
“Tetapi kita tentunya menantikan kampanye yang akan terjadi dari masing-masing pasangan di November nanti. Karena nanti akan terlihat bagaimana cara masing-masing pasangan ini mampu menaikkan elektabilitasnya masing-masing,” tutupnya.
Sementara, Mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia, Ria (24) mengaku tidak begitu kaget dengan pengumuman terpilihnya Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar. Sebab, nama itu sudah santer terdengar sebelumnya.
Namun, Ria mengakui bahwa terpilihnya Mahfud MD jadi angin segar untuknya. Karena, jika dibandingkan dengan 4 kandidat cawapres Ganjar lainnya yakni, Sandiaga Uno, Erick Thohir, Ridwan Kamil dan Andika Perkasa. Mahfud MD memiliki integritas yang lebih mumpuni.
Baca Juga:Belajar dari Cawapres Mahfud MD: Jangan Terlalu Dikejar, Nanti Malah Gak Dapat
“Kalau dari ide gagasan sama background dari kelima (cawapres Ganjar) ini kalau di suruh milih aku sih iya milih pak Mahfud, karena beliau ini dibutuhin untuk kuat dibagian penegakan hukum dan lain-lain, beliau kan memang expert di situ,” ujar Ria.
Ria juga menyebut, selama ini dirinya cukup fokus mengikuti perjalanan Menkopolhukam itu. Menurutnya, Mahfud MD bukan hanya menguasai bidangnya namun juga dapat tegas untuk mengambil tindakan.
“Kalau secara personal melihat track recordnya si Mahfud si aku memang cukup suka dengan tindakan-tindakan yang dia lakukan sebelumnya. Kita sama-sama tau kalau Indonesia butuh yang penegakan di bidang hukum dan gak cuma ngerti, dia (Mahfud MD) juga tegas si, setau aku dia punya integritas yang cukup buat di ranah itu,” tuturnya.
Selain menyukai sosok Mahfud MD, Ria juga mengaku cukup tertarik dengan Ganjar Pranowo. Apalagi, beberapa waktu lalu mantan Gubernur Jawa Tengah itu sempat membahas satu permasalahan yang selama ini diresahkan olehnya.
Namun, ketika melihat partai yang menaungi keduanya, Ria mengaku ketetarikannya terhadap pasangan Ganjar-Mahfud ini sedikit berkurang.
“Ide gagasannya pak Ganjar sempat dipaparin di beberapa acara aku juga ya lumayan okelah, karena konsen aku kan di krisis iklim dan beliau sempet mention itu juga, sebenernya oke,” ucapnya.
“Cuma sejujurnya aku emang ada trust issue sama si partainya ini, mau gimanapun kan oke kita lihat dari gagasan tapi kita juga lihat track record partai sebelumnya, kejadian sebelumnya di periode sebelumnya gitu, jadi itu yang buat aku kaya sejujurnya agak bingung,” lanjut Ria.
Kendati demikian, Ria mengatakan saat ini dirinya masih memiliki banyak waktu untuk mentukan pilihan dan melihat kelebihan serta kekurangan dari masing-masing pasangan capres cawapres 2024.
Dirinya berharap, di Pilpres 2024 nanti Indonesia bisa mendapati seorang pemimpin yang memiliki integritas yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Terutama, soal manajerial pengelolaan negara.
“(Harapan) dan satu lag, bisa milih menteri berdasarkan meritokrasi, jangan cuma karena rasa terimakasih doang. Itu penting si milih menteri ya harus berdasarkan kemampuan di bidangnya,” tandasnya.
Kontributor : Mae Harsa