“Sudah saya serahkan 13 berkas dan amplopnya semua. Total Rp7 juta x 12 orang dan 20 juta ke SMA 1,” jelasnya.
Uang yang diterima Suhadi kemudian ia transfer ke rekening Asep Surahman. Namun, saat pembelajaran tahun ajaran 2023/2024 dimulai sejumlah calon siswa itu tak kunjung diterima di sekolah tersebut.
Akibatnya, sejumlah orang tua siswa itu kemudian meminta pertanggungjawaban kepada pihak sekolah dan Suhadi.
“Sampai saat ini, setahu saya belum ada yang diakomodir, bahkan dipertemukan di kepala sekolah saat itu pada Senin, saya lupa tanggal 31 (Juli) kali, silahkan sekolah di swasta aja,” ucap Suhadi.
Baca Juga:Demo Soal Sistem Zonasi dan PPDB, Pelajar dan Orangtua Murid Geruduk Kemendikbudristek
Tak hanya dikejar-kejar para orang tua siswa, akibat kejadian itu Suhadi yang telah puluhan tahu bekerja sebagai satpam di sekolah itu juga harus dipecat secara tidak hormat.
Sementara, sampai saat ini Asep belum diketahui keberadaannya.
“Sampai saat ini memang menghilang (Asep) tidak jelas keberadaannya, masih belum jelas,” ujat Suhadi.
Kontributor: Mae Harsa
Baca Juga:Jokowi Sebut Pemerintah Tengah Pertimbangkan Hapus Sistem Zonasi PPDB