Breaking News! Viral Siswa SMK Negeri 1 Tambun Utara Belajar Tanpa Bangku dan Meja, Kepala Sekolah Buka Suara

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Tambun Utara, Firdaus B. Sellomo tidak menyangkal isi video viral tersebut.

Galih Prasetyo
Rabu, 02 Agustus 2023 | 16:57 WIB
Breaking News! Viral Siswa SMK Negeri 1 Tambun Utara Belajar Tanpa Bangku dan Meja, Kepala Sekolah Buka Suara
Breaking News! Viral Siswa SMK Negeri 1 Tambun Utara Belajar Ngedeprok, Kepala Sekolah Beberkan Fakta Lain (Suara.com/Mae Harsa)

SuaraBekaci.id - Viral di laman media sosial sejumlah siswa SMK Negeri 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengikuti pelajaran lesehan di ruang kelas tanpa bangku ataupun meja sekolah.

Video viral itu membuat publik di laman media sosial mempertanyakan kondisi sekolah yang berstatus sekolah negeri tersebut. Sejumlah kritik pedas dituliskan netizen melihat video viral itu.

Namun, dari penelusuran SuaraBekaci.id ke SMK Negeri 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terungkap fakta lain tentang video viral itu.

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Tambun Utara, Firdaus B. Sellomo tidak menyangkal isi video viral tersebut. Namun, ia meluruskan bahwa ruang tersebut sedianya memang diperuntukkan untuk ruang praktik siswa dengan jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM).

Baca Juga:Contoh Proposal 17 Agustus untuk Kegiatan di Sekolah Lengkap

“Kelas yang deprok ya saya jawab benar ada, deprok duduknya. Cuma permasalahannya itu ruang apa dulu, jadi itu sebenarnya ruang bengkel di mana tentu berbeda dengan ruangan lain,” kata Firdaus, saat ditemui SuaraBekaci.id, Rabu (2/8).

Breaking News! Viral Siswa SMK Negeri 1 Tambun Utara Belajar Ngedeprok, Kepala Sekolah Beberkan Fakta Lain (Suara.com/Mae Harsa).
Breaking News! Viral Siswa SMK Negeri 1 Tambun Utara Belajar Ngedeprok, Kepala Sekolah Beberkan Fakta Lain (Suara.com/Mae Harsa).

Ruang praktik itu memang dirancang dengan tidak dilengkapi meja dan kursi. Sebab, secara bergantian siswa TSM belajar teori dan praktik di ruang tersebut.

Adapun, perlatan praktik siswa TSM memang tidak sengaja ditempatkan di ruang khusus yang berada di sebelah kelas itu. Ketika hendak digunakan, barulah peralatan tersebut dikeluarkan.

Kendati demikian, Firdaus juga mengakui bahwa belajar secara ngedeprok itu juga dipengaruhi oleh terbatasnya ruangan kelas di sekolah tersebut. Terlebih, saat ini ada dua ruang kelas yang sedang proses renovasi.

Tercatat saat ini, SMK Negeri 1 Tambun Utara memiliki sekitar 1520 siswa yang terbagi dalam 7 jurusan yakni Program studi Teknik dan Bisnis Sepeda Motor, Teknik Elektronika Industri, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Pemesinan, Akuntansi dan Keuangan Lembaga, serta Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran.

Baca Juga:Fasilitasi Ribuan Sekolah, GSMB Nasional Kembali Diluncurkan

Ribuan siswa itu juga terbagi dalam 43 rombel atau kumpulan siswa di setiap kelas. Sementara, ketersediaan kelas di sekolah tersebut hanya ada 31 ruang. Artinya, ada 8 rombel yang sedianya tidak memiliki kelas tetap.

Namun demikian, untuk mensiasati keterbatasan tersebut, Firdaus mengatakan pihaknya mewajibkan siswa kelas XI untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 6 bulan.

“Jadi mereka 6 bulan itu di luar, jadi kelas itu kosong makanya masih bisa masuk. Kalau 8 rombel keluar berarti tinggal 35 rombel. Sementara ruangannya ada 31, jadi ada 4 yang gak kebagian. Nah 4 itu kita moving,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga menerapkan sistem moving class di mana pada pelajaran tertentu siswa belajar dengan memanfaatkan ruang-ruang lain.

“Kita ada moving class, jadi kalau ketika jam nya pindah dia harus pindah. Contohnya pelajaran olahraga dia harus di luar di lapangan, ketika pelajaran PAI dia harus di masjid, perpustakaan itu kita pakai buat bahasa Indonesia,” ujarnya.

Firdaus mengatakan, kondisi tersebut telah berlangsung sejak awal tahun ajaran baru 2023/2024.

Dirinya mengaku telah berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai kondisi tersebut. Namun, menurutnya pengajuan penambahan kelas membutuhkan proses yang cukup panjang.

“Kita koordinasi lewat takola, selalu ada. Selalu, tapi kan keterbatasan anggaran negara. Kita dapat bantuan gak bisa setiap tahun, bukan berarti negara tidak peduli,” ujarnya.

Kontributor: Mae Harsa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini