Namun demikian, untuk mensiasati keterbatasan tersebut, Firdaus mengatakan pihaknya mewajibkan siswa kelas XI untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 6 bulan.
“Jadi mereka 6 bulan itu di luar, jadi kelas itu kosong makanya masih bisa masuk. Kalau 8 rombel keluar berarti tinggal 35 rombel. Sementara ruangannya ada 31, jadi ada 4 yang gak kebagian. Nah 4 itu kita moving,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga menerapkan sistem moving class di mana pada pelajaran tertentu siswa belajar dengan memanfaatkan ruang-ruang lain.
“Kita ada moving class, jadi kalau ketika jam nya pindah dia harus pindah. Contohnya pelajaran olahraga dia harus di luar di lapangan, ketika pelajaran PAI dia harus di masjid, perpustakaan itu kita pakai buat bahasa Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga:Contoh Proposal 17 Agustus untuk Kegiatan di Sekolah Lengkap
Firdaus mengatakan, kondisi tersebut telah berlangsung sejak awal tahun ajaran baru 2023/2024.
Dirinya mengaku telah berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai kondisi tersebut. Namun, menurutnya pengajuan penambahan kelas membutuhkan proses yang cukup panjang.
“Kita koordinasi lewat takola, selalu ada. Selalu, tapi kan keterbatasan anggaran negara. Kita dapat bantuan gak bisa setiap tahun, bukan berarti negara tidak peduli,” ujarnya.
Kontributor: Mae Harsa
Baca Juga:Fasilitasi Ribuan Sekolah, GSMB Nasional Kembali Diluncurkan
- 1
- 2