SuaraBekaci.id - Begal di Bekasi kian hari makin mengkhawatirkan. Di Kota Bekasi, dua orang ibu sudah jadi korban begal kurang dari sepekan terakhir ini.
Terbaru, seorang ibu bernama Badriyah (39) menjadi korban pembegalan di depan PT Pelita Teknik Jaya Sentosa, Kampung Cisalak Sumurbatu, Bantar Gebang, Kota Bekasi, Minggu (2/7) pagi.
Korban, Badriyah mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 5.45 WIB. Saat itu, dirinya baru saja pulang dari tukang sayur di dekat rumahnya.
“Pulang dari warung tiba-tiba dari belakang ada orang yang mepet, saya udah sempet teriak ‘tolong’ tapi orang itu ngeluarin celurit,” kata Badriyah, saat ditemui SuaraBekaci.id, Senin (3/7).
Badriyah yang saat itu merasa ketakutan, langsung turun dari sepeda motornya, dan membanting motor itu. Kemudian, pelaku langsung membawa kabur motor korban.
Setelah kejadian, Badriyah pun pulang dengan berjalan kaki menuju rumahnya yang hanya berjarak 300 meter dari tempat kejadian perkara (TKP).
Sepanjang perjalanan pulang kondisi jalan sangat sepi, tak ada satupun kendaraan melintas.
“Gak ada (yang menolong), saya pulang jalan. Sampai rumah baru saya nangis tuh teriak-teriak sama adik saya itu,” ujarnya.
Akibat kejadian itu, Badriyah harus menelan kerugian sekitar Rp20 juta. Korban kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Bantar Gebang.
Baca Juga:Publik Ngeluh Ruas Jalan di Medan Gelap Rawan Begal: Tolong Dengar Pak Bobby......
Terkait aksi pembegalan tersebut, Kanit Reskrim Polsek Bantar Gebang, AKP Sukarna belum memberikan keterangan. Melalui pesan singkat awak media, AKP Sukarna pun belum merespon hingga berita ini ditulis.
Begal Bekasi Makin Beringas
Sebelumnya, Sriningsih (56) mengalami trauma setelah menjadi korban begal di Fly Over Alindra Harapan Indah, Setia Asih, Tarumajaya, Kota Bekasi, Rabu (28/6), sekitar pukul 03.30 WIB.
“(Kondisi korban) syok berat, trauma. Luka-luka di kaki karena didorong dari motor. Yang jelas cukup trauma jadi takut banget kalo besok-besok berangkat kerja” kata anak korban, Tika (27) kepada SuaraBekaci.id, Rabu (28/6).
Diketahui, Sriningsih dibegal saat hendak menjenguk anaknya yang sedang dirawat di rumah sakit Ananda Bekasi.
Mulanya, Tika memberitahu sang ibu melalui pesan singkat bahwa dirinya dirawat dan minta dibawakan baju ganti untuknya di rumah sakit.
“Jam 3 pagi saya ngabarin ibu saya, saya masuk rs. Saya minta dibawakan baju ganti, dengan harapan ibu saya datang nanti pagi jam 7 atau 8 pagi,” ucapnya.
Sang ibu kemudian membaca pesan tersebut usai selesai melaksanakan salat tahajud. Tanpa melihat jam dan mengira bahwa kondisi di luar sudah aman untuk dilalui, Sriningsih langsung bergegas ke rumah sakit.
“Ibu saya guru SMP Negeri di Jakarta Timur. Tiap hari kerja lewat situ rutenya. Dia pikir sudah jam 5.30 WIB (waktu rutin korban berangkat kerja),” jelasnya.
Saat dalam perjalanan, korban sempat mencurigai adanya motor yang berhenti di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Merasa takut, korban kemudian langsung tancap gas dengan kecapatan tinggi.
Nahas, korban tak berhasil melarikan diri dan malah dipepet oleh empat orang laki-laki yang membawa senjata tajam.
“Mereka membawa senjata tajam berupa celurit dan samurai. Tanpa ba-bi-bu, mereka langsung mengancam ibu aku, mendorongnya dari motor, dan mengambil motornya,” tutur Tika.
Kontributor: Mae Harsa