Duduk Perkara Guru Honorer yang Dipecat Usai Gunakan Kata Maneh kepada Ridwan Kamil

Kata Maneh yang dituliskan guru honorer kepada Ridwan Kamil berujung kehilangan pekerjaan.

Galih Prasetyo
Jum'at, 17 Maret 2023 | 14:13 WIB
Duduk Perkara Guru Honorer yang Dipecat Usai Gunakan Kata Maneh kepada Ridwan Kamil
Sabil bersalaman erat dengan Ridwan Kamil. [Instagram @sabilfadilah]

SuaraBekaci.id - Seorang guru honorer bernama Muhammad Sabil Fadhilah harus kehilangan pekerjaan di salah satu SMK karena dianggap menggunakan kata kasar saat mengomentari postingan gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Sabil adalah guru honorer di SMK Telkom Sekar Kemuning, Cirebon, Jawa Barat. Menggunakan akun Instagram miliknya, Sabil mengomentari postingan Ridwan Kamil saat berkomunikasi dengan para siswa SMP Tasimalaya yang viral karena urunan membelikan sepatu untuk rekannya.

Dalam postingan itu, Ridwan Kamil tampak mengenakan jas warna kuning. Hal ini yang kemudian membuat Sabil menuliskan komentar di akun Ridwan Kamil.

"Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi (Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur jabar atau kader partai atau pribadi @ridwankamil???" tulis Sabil.

Baca Juga:Viral! Terkuak Fakta Guru Honorer yang Dipecat Gegara Kritik Ridwan Kamil Ternyata...

Penggunaan kata Maneh ini yang kemudian menuai sorotan. Ridwan Kamil kemudian memberikan pinned di komentar Sabil. Pria yang disapa Kang Emil itu juga membalas kometar guru berusia 34 tahun tersebut.

"Ceuk maneh kumaha (menurut kamu gimana?),"

Usai komentarnya di-pinned oleh Ridwan Kamil, sejumlah netizen pun memberikan kritik pedas kepada Sabil. Bahkan Kang Emil sampai mengirimkan pesan yang ditujukan kepada SMK tempat Sabil bekerja.

"Tidak pantas seorang guru seperti itu," tulis Kang Emil di pesan yang beredar.

Mengutip dari Undak-Usuk Basa yang menjadi pedoman berbahasa Sunda, maneh termasuk dalam kategori bahasa loma atau akrab. Penggunaan bahasa Sunda ini kepada orang yang lebih tua dianggap keliru.

Baca Juga:Tuntut Perbaikan Jalan Rusak, Wakil Gubernur Jawa Barat Dicegat Warga di Jalan Rengasdengklok Karawang

Sabil sendiri mengakui bahwa penggunaan kata 'maneh' kurang sopan. Namun ia berpendapat bahwa Ridwan Kamil merupakan orang yang "humble" apalagi setiap tampil di televisi maupun medsos sering menganggap kalau perkataan warganet itu biasa saja.

"Saya tahu saya salah menggunakan kata 'maneh', karena di dalam bahasa Sunda ada tingkatannya dan kata 'maneh' menempati urutan kedua. Karena yang saya tahu Ridwan Kamil mudah akrab, apalagi ketika tampil di televisi," jelasnya seperti dikutip dari Antara. 

Sabil lebih jauh menegaskan bahwa konteks ia mengomentari postingan Kang Emil itu lantaran orang nomor satu di Jawa Barat itu mengenakkan jas kuning, warna yang identik dengan partai Golkar.

Ridwan Kamil sendiri beberapa waktu lalu resmi bergabung ke partai Golkar. Sabil mempertanyakan kenapa menggunakan jas tersebut, mengingat sedang berinteraksi dengan siswa-siswi.

"Ketika berhadapan dengan dunia pendidikan sepemahaman saya tidak ada politik praktis di lingkungan sekolah. Dan Ridwan Kamil saat itu mengenakan jas kuning," ucap Sabil.

Klarifikasi Ridwan Kamil

Kabar Sabil harus kehilangan pekerjaan pun jadi trending di sosial media. Ridwan Kamil sudah buka suara soal polemik tersebut.

Kang Emil membuat klarifikasi di unggahan akun sosial media miliknya. Ada 4 poin yang disampaikan pria yang disapa Kang Emil itu dalam klarifikasi tersebut.

"Menyikapi hadirnya berita bahwa ada guru SMK diberhentikan oleh yayasannya karena mengkritik saya, yang membuat saya juga kaget, dengan ini saya sampaikan klarifikasi," tulis Ridwan Kamil seperti dilihat dari akun Twitter resmi miliknya @ridwankamil.

Pada poin pertama, Kang Emil menyebut sebagai pemimpin harus terbuka dan siap menerima kritikan, walaupun kritik yang datang disampaikan secara kasar.

"1. Seorang pemimpin harus terbuka terhadap kritik walaupun kadang disampaikan secara kasar. Sudah ribuan kritik masuk, dan selalu saya respon dengan santai dan biasa saja. Kadang ditanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang dibalas dengan bercanda saja,"

Di poin kedua, Kang Emil kemudian singgung soal status Sabil yang sebagai seorang tenaga pendidik alias guru. Menurutnya, postingan Sabil mungkin terlihat kasar dan tidak layak untuk ditiru murid-muridnya.

"2. Mungkin karena yang melakukannya posting kasar adalah seorang Guru, yang postingannya mungkin dilihat/ditiru oleh murid-muridnya, maka pihak sekolah/yayasan untuk menjaga nama baik insitusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan,"

Ridwan Kamil di pon ketiga mengakui bahwa ia memang langsung menghubungi pihak yayasan tempat Sabil bekerja dan meminta agar guru honorer itu dinasehati tapi tidak perlu dipecat.

"3. Karenanya setelah berita itu hadir, saya sudah mengontak sekolah/yayasan, agar yang bersangkutan untuk cukup dinasehati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan," tulis Kang Emil.

"4. Apa pun itu, di era medsos tanpa sensor ini, Kewajiban kita para orangtua, guru dan pemimpin untuk terus saling nasehat-menasehati dalam kabaikan, kesabaran dan selalu bijak dalam bermedsos. Agar anak cucu kita bisa hidup dalam peradaban yang lebih mulia. Hatur Nuhun," tutupnya.

Meski Kang Emil sudah memberikan klarifikasi soal polemik seorang guru honorer dipecat karena mengkritik dirinya, sejumlah netizen di laman Twitter menyoroti soal gaya politisi Golkar itu memberikan pinned ke sejumlah komentar yang berseberangan.

Salah satu akun Twitter @ARSIPAJA menuliskan pinned komentar di akun Instagram jadi 'senjata' Ridwan Kamil untuk mereka yang memberikan kritik.

"Senjata @ridwankamil, pinned komen kritikan tsb agar dihajar folowersnya ramai-ramai, bahkan sampai dipecat #sugantehpinter," tulis akun tersebut.

Postingan ini kemudian membuat aku Twitter lain mengakui bahwa pinned komentar Kang Emil di akun Instagramnya sebagai hal yang tak biasa.

Pihak Sekolah Buka Suara

Sementara itu pihak SMK Telkom akhirnya buka suara soal pemecatan kepada Sabil. Dalam video yang beredar luas di laman media sosial, wakil kepala sekolah SMK Telkom Cahya Riyadi menyebut bahwa Sabil sudah beberapa kali mendapat surat peringatan.

Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum tersebut, pihak sekolah memiliki sejumlah catatan pelanggaran yang dilakukan Sabil selama bekerja sebagai guru honorer.

Dalam video itu, Cahya menjelaskan bahwa Sabil pada September 2021 sempat mendapat Surat Peringatan (SP) 1. Lalu pada Oktober 2021, Sabil kembali mendapat SP 2.

Terkait pelanggaran yang dilakukan di SP 1 dan 2, Cahya dalam video itu menyebut bahwa ada soal ucapan tidak pantas kepada anak didik yang dilakukan Sabil.

Namun, pihak sekolah kemudian lewat humas Yayasan Miftahul Ulum mengatakan masih membuka kesempatan untuk Sabil kembali mengajar dengan catatan patuh terhadap aturan yayasan dan sekolah.

“Kami membuka kembali ketika yang bersangkutan mau. Selama bisa mengikuti aturan yayasan, kami beri kesempatan lagi,” kata Humas Yayasan Miftahul Ulum, Elis Suswati.

Sayangnya Sabil dikabarkan enggan untuk kembali mengajar di SMK Telkom. Terkait dengan keputusan sekolah yang membuka kesempatan lagi, Sabil mengaku belum mengetahuinya. Kabar itu ia terima dari rekan rekan media.

“Belum ada informasi (pembatalan surat pemberhentian) dari sekolah. Saya tahunya justru dari media,” ungkap Sabil seperti dikutip dari ciayumajakuning.id--jaringan Suara.com

Sabil tegaskan bahwa ia tetap tidak akan kembali mengajar di SMK Telkom. Alasannya, karena dia merasa tidak enak hati. Terlebih dengan tingginya atensi atas peristiwa ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini