"Tapi sekali lagi saya mengerti setelah pertandingan Anda harus kehilangan gelar dan mengatakan sesuatu yang salah soal tim lawan. Tetapi dia sudah meminta maaf karena akhirnya dia mengerti. Tidak masalah buat saya, ketika Anda marah terkadang sulit untuk mengendalikan emosi Anda," tambah Conte.
Conte dengan Gaya Sepak Bola Atraktif
Perjalanan Antonio Conte bersama Tottenham pada Liga Inggris musim ini terbilang cukup menjanjikan. Spurs saat ini berada di peringkat ketiga dengan koleksi 26 poin, selisih 5 poin dari Arsenal di posisi pertama.
Dari segi permainan, Conte berhasil membawa gaya baru di sepak bola Tottenham. Meski dicap sebagai pelatih yang hanya mengandalkan serangan balik, tentu tak adil menyebut Conte terapkan permainan bertahan.
Baca Juga:Psywar Jelang Tottenham vs Liverpool: Conte Bakal Bikin Emosi Klopp Meledak?
Awal menjadi pelatih Spurs pada November 2021, Conte menegaskan bahwa ia melatih yang memiliki filosofi sepak bola sederhana.
Yang terpenting baginya ialah bagaimana anak asuhnya bisa terapkan permainan yang atraktif. Ia juga menekankan soal stabilitas tim di setiap pekan.
"Filosofi melatih saya sangat sederhana, bermain sepak bola yang bagus dan atraktif untuk ditonton fans. Kami juga harus memiliki tim yang stabil, tidak naik turun pada tiap pekannya," ucap Spurs di Spurs TV.
Lantas bagaiaman penerapannya? Conte selama di Spurs kerap andalkan formasi tiga bek, dengan dua wing back, satu atau dua gelandang pengatur ritme sekaligus bisa berfungsi sebagai gelandang bertahan.
Lalu Conte juga mengandalkan pemain yang mampu menjadi inside forward untuk menyokong kinerja striker Harry Kane. Peran insiden forward ini yang ciamik dijalankan oleh Son Heung-min di kiri dan Dejan Kulusevski di kanan.
Baca Juga:Jelang Tottenham vs Liverpool, Jurgen Klopp Puji Taktik Antonio Conte: Ini Laga Sulit!
Taktik ini dilakukan Conte demi bisa menjaga daya gedor lini depan Spurs. Menutup ketergantungan kepada Harry Kane sebagai penyerang tunggal.