Tertipu Remaja yang Ngaku Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, Begini Reaksi Asisten Pelatih Arema FC

"Kemarin, Rusdi memang ke sini, tapi setelah ada kabar dari pihak Probolinggo bahwa Rusdi itu tipu-tipu," kata Asisten Pelatih Arema FC.

Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 15 Oktober 2022 | 19:11 WIB
Tertipu Remaja yang Ngaku Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, Begini Reaksi Asisten Pelatih Arema FC
Muhammad Rusdi (tengah) yang mengaku seorang Aremania asal Probolinggo dan terlantar selama kurang lebih 11 hari di Stadion Kanjuruhan, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (13/10/2022). [ANTARA/Vicki Febrianto]

SuaraBekaci.id - Seorang remaja bernama M Rusdi (17) mengaku sebagai Aremania dan terlantar 11 hari setelah terjadinya Tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) lalu.

Remaja yang mengaku sebagai Aremania asal Probolinggo itu pun mendapat bantuan dari Asisten Pelatih Arema FC, Kuncoro.

Namun kekinian diketahui, remaja tersebut berbohong dan buka merupakan korban Tragedi Kanjuruhan.

"Kami memang hanya berniat menolong, ya sudah tidak ada masalah," kata Kuncoro.

Baca Juga:Menpora Digeruduk Warganet Gegara Minta Pemerintah Tak Campuri PSSI, 'Mana Rasa Kemanusiaanmu?'

Sebelumnya, Kuncoro bersama kapten tim Arema FC Johan Ahmat Farizi dan Jayus Hariono sempat menemui Rusdi yang mengaku menjadi korban tragedi dan terlantar selama 11 hari di area Stadion Kanjuruhan, Malang karena tidak berani untuk pulang ke Probolinggo.

Menurut pengakuan Rusdi, pada 1 Oktober 2022 ia bersama tiga orang rekannya datang ke Stadion Kanjuruhan untuk menonton laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Masih menurut pengakuannya, tiga rekannya menjadi korban meninggal dunia dalam tragedi itu.

Setelah pengakuan Rusdi tersebut tersebar di sejumlah media sosial, Aremania yang mengetahui hal itu kemudian memberikan pertolongan kepada Rusdi. Perhatian juga diberikan oleh Kuncoro dan sejumlah pemain Singo Edan.

Rusdi akhirnya setuju untuk tinggal di Pondok Pesantren Rejo Darul Musthofa, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, atas bantuan dari Aremania. Namun ternyata, apa yang diceritakan oleh Rusdi tersebut adalah kebohongan.

Seorang pendamping dari Santri Embongan Ponpes Rejo Darul Musthofa, Fakih Pilihan, mengatakan bahwa saat ini Rusdi sudah tidak lagi berada di pondok pesantren tersebut. Ia telah dibawa oleh rekan-rekan Aremania ke RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat, Lawang.

Baca Juga:80 Orang Saksi telah Diperiksa, Penyidikan Tragedi Kanjuruhan Terus Berlanjut

"Kemarin, Rusdi memang ke sini, tapi setelah ada kabar dari pihak Probolinggo bahwa Rusdi itu tipu-tipu, kita sudah serahkan ke RSJ Lawang. Jadi teman-teman Aremania menjemput ke sini, dan membawanya ke RSJ Lawang," ujarnya.

Ia menambahkan, pada awalnya ia tidak menaruh rasa curiga kepada Rusdi yang mengaku kehilangan tiga orang rekannya dalam tragedi Kanjuruhan itu. Pondok pesantren, memiliki hubungan erat dengan Aremania dan sering menampung orang yang membutuhkan bantuan.

"Kami dapat informasi pertama dari Probolinggo, kemarin memang ada klarifikasi bahwa yang bersangkutan sering hilang dan bepergian kemana-mana. Tapi tujuan kami hanya menampung orang yang trauma," ujarnya.

Meskipun pihak pondok pesantren tersebut juga telah menjadi korban kebohongan Rusdi, namun pihaknya tetap akan memberikan bantuan kepada orang-orang yang mengalami trauma, termasuk trauma yang disebabkan tragedi Kanjuruhan.

"Kami tidak kapok, karena kami memang menampung anak-anak terlantar, orang yang trauma dan lainnya. Siapapun yang butuh bantuan, kami siap menampung," ujarnya.

Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Tercatat, jumlah keseluruhan korban tragedi Kanjuruhan sebanyak 754 orang. Dari total tersebut, sebanyak 132 orang meninggal dunia, luka ringan hingga sedang sebanyak 596 orang dan luka berat 26 orang. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini