SuaraBekaci.id - Menteri BUMN, Erick Thohir mengaku bahwa data pribadinya juga sempat dibocorkan oleh hacker Bjorka. Seperti pejabat-pejabat publik lainnya, Erick Thohir juga jadi korban aksi Bjorka.
Meski data pribadinya dibocorkan oleh hacker, Erick Thohir mengaku bahwa ia tidak marah. Ia justru menyebut bahwa data pribadinya tersebut bersifat umum.
"Data saya juga dibocorkan, nomor teleponnya, agama saya sebagai agama islam dibocorkan, orang tua saya Muhammad Thohir, cuman ada catatan sedikit, cuman lulusnya kemarin SMA, harusnya Universitas tapi hal itu data-data pribadi yang memang dibuka," ucap Erick seperti dikutip Wartaekonomi--jaringan Suara.com
"Tentu saya tidak marah, karena itu merupakan data-data normal sebagai pejabat publik, tetapi tentu kita harus saling menghargai, karena data-data itu ada juga yang tidak layak dipublikasi,"
Baca Juga:Usilnya Bjorka Sapa Ketum PSSI Iwan Bule, Bagaimana Rasanya Berteman Dekat dengan Bos Judi
Disebutkan oleh Erick, pemerintah akan melakukan perbaikan sistem di internal pemerintahan, agar peristiwa tersebut tidak terjadi kembali.
Lebih lanjut, Erick pun berencana untuk merangkul para hackers untuk bisa bekerjasama dengan pemerintah daripada hanya saling menjatuhkan bangsa sendiri.
"Para hackers pun yang kebetulan merasa kurang diapresiasi, bisa bicara kepada pemerintah, daripada kita saling menjatuhkan bangsa kita, justru kita bisa membangun bangsa kita, karena era digital itu sudah hadir di kita, maka kita harus bekerja sama," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengatakan klasifikasi serangan siber berupa pencurian data, seperti yang dilancarkan peretas "Bjorka", masuk dalam kategori intensitas rendah.
"Kalau dilihat dari kategori atau klasifikasi serangan yang bersifat pencurian data itu masih intensitas rendah sebenarnya," kata Hinsa mengutip dari Antara.
Baca Juga:Ratusan Pesan Masuk WhatsApp Cak Imin, Data Pribadinya Diretas dan Disebar Bjorka
Secara keseluruhan, Hinsa menjelaskan intensitas ancaman serangan di ruang siber sendiri diklasifikasikan menjadi tiga, yakni rendah, sedang, dan tinggi.
Serangan siber dengan intensitas tinggi, lanjutnya, ialah yang sampai melumpuhkan infrastruktur informasi vital.
"Jadi, infrastruktur informasi vital ini adalah sistem elektronik yang sudah digunakan di objek vital nasional kita," tambahnya.
Terkait hal tersebut, dia kemudian menegaskan bahwa secara umum infrastruktur informasi vital nasional sampai saat ini berjalan dengan baik.
"Sistem elektronik yang untuk pelayanan masyarakat berjalan dengan baik; yang menjadi persoalan isu sekarang ini adalah masa data oleh Bjorka ini disebarkan sedemikian rupa," katanya.