SuaraBekaci.id - Kenaikan harga telur belakangan ini menjadi perhatian masyarakat pasalnya kenaikan tersebut meroket tajam dari semula sekitar Rp26.000 smencapai Rp33.000
Kenaikan harga telur tersebut mendapat keluhan beberapa pedagang telur, salah satunya Muhammad Yusuf, pedagang grosir di wilayah Kayurungin, Kota Bekasi.
Menurut Yusuf, kenaikan harga telur tersebut disebabkan salah satunya adalah karena bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.
"Gara-gara BLT yaitu programnya pemerintah 3 bulan sekali itu yang bikin naik permintaan, masalahnya ini bahan pokok untuk di salurkan masyarakat terutama telur beras dan lain-lain," jelas Yusuf.
Baca Juga:Pasar Karawang Hari Ini: Gula Pasir dan Telur Ayam Alami Kenaikan
Pembelanjaan telur pemerintah yang meroket tajam karena program Bantuan Sosial (Bansos) mengakibatkan banyak distributor telur susah mencari stok telur untuk mereka jual kepada masyarakat.
"Kelangkaan ya, dampaknya ke masyarakat," kata Yusuf.
Apalagi ditambah terkait isu kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan mengakibatkan kenaikan harga telur akan berlangsung lama, pasalnya kenaikan Harga BBM berpengaruh besar terhadap jalannya distribusi telur ke beberapa distributor.
"Ya itu ada dampaknya ada, buat operasional masalahnya, itu dampaknya ya buat yang di kandang-kandang buat transportasi kes ini, akibat dampaknya ada harga BBM ada itu," jelasnya.
Sementara itu, salah satu pembeli telur, Ibu Farah yang di temui SuaraBekaci mengeluhkan kenaikan harga telur yang tidak kunjung turun, Pasalnya telur menjadi konsumsinya setiap hari.
Baca Juga:Pedagang di Cirebon Mengeluh Tingginya Harga Telur Ayam
"Ya berat sih sebenernya, soalnya kalau telur itu kan rutin ya, biasa untuk sehari-hari yaa agak berat sih kalau di 31.000 terus," kata Ibu Farah.
- 1
- 2