SuaraBekaci.id - Rahbar Ayatullah, Koordinator Aliansi Rakyat untuk Pendidikan Nasional (ARDIN) yang sempat melakukan aksi demp di depan SMAN 2 Kota Bekasi pada Senin, (25/07) menduga ada kecurangan di Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online tingkat SMA di kota Bekasi.
Rahbar menjelaskan dugaan kecurangan ini berawal dari titik koordinat yang masih bisa di mainkan oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Nah, kemudian yang paling bahayanya ini data di awal itu saat dia (calon siswa) daftar prestasi ini jaraknya 500 meter, tapi setelah di zonasi malah jadi 700 meter, nah ini ada manipulasi koordinat nih" ucap Rahbar.
Setelah melakukan diskusi dengan pihak Kepala Cabang Dinas (KCD), terlontar omongan bahwa dugaan kecurangan itu dilakukan oleh pihak sekolah.
Baca Juga:Bandung Akan Kembali Buka PPDB Online karena Kurangnya Peminat
"Tadi di awal itu, kita bersama KCD diskusi, KCD bilang ini pihak sekolah yang bermain dan kita berupaya tanya ini ke pihak sekolah" ungkap Rahbar.
Akibat kejanggalan dan dugaan kecurangan PPDB Online ini, masyarakat melaporkan ke pihak Kejaksaan Negeri Kota Bekasi pada Senin (01/08/2022). Laporan pengaduan terkait dugaan Gratifikasi PPDB Jabar TA. 2022-2022 untuk tingkat SMA Kota Bekasi.
Meskipun bukan pihak ARDIN yang melaporkan kejanggalan tersebut, akan tetapi pihaknya sangat mendukung atas laporan tersebut.
"Kita tetap mengetahui dan mendukung, kita fokuskan bagaimana caranya warga yang jadi korban ini, bisa sekolah di tempatnya dia sendiri, tempat dia di besarin karena sampai dengan sekarang pun dia ngga sekolah sekolah," ucapnya.
Sementara itu, Asep Sudarsono, Kepala Cabang Wilayah III Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat mengataka pihaknya terus mencari dugaan kecurangan di PPDB Online tersebut
Baca Juga:PPDB Online di Riau Banyak Kejanggalan: Berbagai Masalah Dilaporkan Orangtua Calon Siswa
"Di sebut ada kecurangan padahal kita juga ingin mencari kecurangan itu di mana, sehingga tahun depan kita perbaiki," ucapnya.
Ditambahkan Asep, pihaknya siap menerima bukti-bukti dari masyarakat yang merasa ada kejanggalan di PPDB Online.
"Kalau ada bukti ya berikan ke kami, jadi jangan sampai gini, ada satu orang yang melakukan kesalahan kemudian di generalisasi bahwa di lakukan oleh semua sekolah," jelas Asep.
Soal laporan dugaan kecurangan PPDB Online yang dilaporkan warga ke pihak Kejaksaan Negeri Kota Bekasi, Asep mengaku senang dan tak mempermasalahkan.
"Ada masukan yang berharga bagi kita bahwa di sana disebut ada yang bermain, nanti kan akan ketahuan siapa yang bermainnya ya," kata Asep.
Kontributor : Danan Arya