Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Minta Perbedaan Idul Adha Jangan Dijadikan Alat Perpecahan

"Isya Allah pemerintah juga tidak punya niat yang lain kecuali melindungi dan memudahkan waktu melaksanakan ibadah," kata Uu Ruzhanul Ulum.

Ari Syahril Ramadhan
Senin, 04 Juli 2022 | 16:37 WIB
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Minta Perbedaan Idul Adha Jangan Dijadikan Alat Perpecahan
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum di Gedung Pakuan, Bandung, Minggu (12/6/2022) malam. [Suara.com/Stefanus]

SuaraBekaci.id - Pemerintah dan Muhamadiyah memiliki perbedaan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah/2022 Masehi. Meski demikian, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan perbedaan itu agar tidak sampai dijadikan alat perpecahan umat muslim di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan uu Ruzhanul Ulum saat dimintai pendapatnya tentang perbedaan Idul Adha, di Kota Bandung, Senin (4/7/2022).

"Tapi perbedaan atau furu'iyah ini jangan dijadikan alat perpecahan, termasuk Idul Adha (berbeda penetapan Hari Raya Idul Adha)," kata Wagub Uu.

Berdasarkan hasil sidang isbat, Kementerian Agama (Kemenag) memutuskan Hari Raya Idul Adha atau 10 Zulhijah 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022.

Sementara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 10 Zulhijah 1443 H pada Sabtu, 9 Juli 2022, berdasarkan hasil perhitungan wujudul hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.

Ia menuturkan adapun perbedaan penetapan Hari Raya Idul Adha di Indonesia pada tahun ini, merupakan hal yang sah-sah saja.

"Itu silakan, asal tidak menjadikan perselisihan di antara umat," kata dia.

Namun, kata Wagub Uu, jika berkenan pihaknya menganjurkan kepada umat muslim di Indonesia untuk ikut pemerintah terkait penetapan Idul Adha.

"Tetapi kalau boleh tolong ingat ikut kami pemerintah. Isya Allah pemerintah juga tidak punya niat yang lain kecuali melindungi dan memudahkan waktu melaksanakan ibadah," kata dia.

"Adapun mereka yang mungkin secara hisabnya seperti itu, ya saya juga sah-sah saja tetapi tidak menimbulkan gesekan. Apalagi merasa pang benerna (paling benar) itu mah masalah. Ieu anu bener (ini yang benar), enggak seperti itu," lanjut dia.

Lebih lanjut Wagub Uu mengatakan perbedaan merupakan hal yang wajar dalam kehidupan sehari-hari.

"Perbedaan di antara kita kan wajar terutama dalam perbedaan masalah furu'iyah, bukan dalam masalah aqidah. Kalau dalam aqidah kita sepakat tidak ada perbedaan, seperti Allah itu satu dan sifat-sifatnya ada 20," kata dia. [Antara]

Baca Juga:Jelang Idul Adha, Penjualan Hewan Ternak di Bantul Belum Sepenuhnya Stabil

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini