Sepak Bola Vietnam: Tahun 2003, Suporter Bentrok dengan Sajam hingga Granat, Pada 2018 Sukses Kangkangi Indonesia

Masalah soal suporter tidak hanya dialami Indonesia, negeri tetangga Vietnam beberapa tahun lalu juga alami hal sama.

Galih Prasetyo
Minggu, 19 Juni 2022 | 12:28 WIB
Sepak Bola Vietnam: Tahun 2003, Suporter Bentrok dengan Sajam hingga Granat, Pada 2018 Sukses Kangkangi Indonesia
Suporter tim nasional Vietnam berfoto di depan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Selasa (15/10/2019) untuk menyaksikan tim kesayangannya berlaga kontra Indonesia dalam lanjutan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. ANTARA/Michael Siahaan.

Di tahun sama, pengadilan Vietnam bahkan sampai memberi vonis hukuman berat kepada 8 pemain anggota timnas U-23 karena terlibat kasus suap dan judi.

Tidak berhenti di situ, setahun setelah seperti dikutip laporan Associated Press, ada 7 wasit dan 2 offisial klub yang terlibat dalam praktek judi dan suap.

Kasus ini membuat federasi sepak bola Vietnam berbenah total. Namun saat federasi tengah membenahi masalah internal ini, masalah lain muncul yakni suporter.

Masih bersumber dari laporan Associated Press, pada April 2003 ada 18 suporter ditangkap karena terlibat dalam bentrok yang mengakibatkan ditusuknya kiper bernama Do Ngoc Cha.

Baca Juga:Media Vietnam Ikut Soroti Tragedi Meninggalnya 2 Suporter Persib Bandung di Piala Presiden 2022

Korban adalah kiper klub Da Nang yang pada malam sebelum kejadian sukses membawa timnya meraih kemenangan atas SLNA. Korban ditikam oleh suporter lawan di sebuah klub malam.

Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit dan sempat alami koma. Mengutip dari laporan media lokal, DanTri, Do Ngoc kemudian memilih pensiun dini setelah kejadian itu.

Pasca penyerangan itu, pihak kepolisian kemudian gerebak sebuah markas suporter. Laporan dari Tuoi Tre menyebutkan saat itu, polisi menemukan sejumlah barang bukti yang cukup mengagetkan publik sepak bola Vietnam.

"Kepolisian menangkap 18 orang dan menyita pedang, pisau, amunusi, hingga granat tangan. Ada dugaan para suporter ini marah karena kekalahan SLNA membuat mereka kalah taruhan,"

Pasca kejadian yang mencoreng muka mereka, VFF, federasi sepak bola Vietnam pelan namun pasti mulai berbenah. Salah satunya dengan cara industrialisasi dengan gandeng kearifan lokal.

Baca Juga:Piala Presiden 2022 Menelan Dua Suporter Bobotoh, Pengamat Sepakbola Kritik Kerja Panpel

Federasi membuka jalan untuk diadakannya acara menonton bareng, impactnya ratusan ribu kios berjejer di pasar lokal. Suporter jadi enggan bentrok karena akan merusak sendi kehidupan ekonomi mereka.

Masalah judi diselesaikan, kasus suporter juga dituntaskan, VFF kemudian baru mulai membenahi kualitas pemain di level timnas. Program berkelanjutan itu yang kemudian membuat negara ini kini menjadi tim sepak bola terbaik di ASEAN mengacu pada level rangking FIFA.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini