SuaraBekaci.id - Ketua DPR RI, Puan Maharani mendapat kritik tajam dari Peneliti Utama Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho. Catur menyoroti soal komunikasi politik yang dilakuan Puan terkait curahan hati soal tak mendapat sambutan dari seornag gubernur ketika kunjungan ke daerah.
Menurut Catur, pernyataan Puan tersebut bisa mengganggu pandangan publik soal sosok ketua DPR RI tersebut.
"Saya pikir komunikasi politik yang disampaikan Puan sebagai Ketua DPR menunjukkan 'arogansi' seorang tokoh publik," ucap Catur, dikutip dari Wartaekonomi--Jaringan Suara.com, Senin (14/2).
Sebagai seorang ketua DPR kata Catur, Puan seharunya menyapa masyarakat bukan malah minta disambut.
"Alih-alih menyapa masyarakat sebagai konstituen Partai, beliau (Puan) malah minta disambut pejabat di daerah, seolah dia Presiden,"
Lebih jauh, Catur menyebut curahan hati itu layaknya konsep kekuasaan Jawa, yang mana menegaskan sifat yang ingin ditunjukkan Puan Maharani.
"Apa yang dikomunikasikan Puan ini seolah menegaskan sikap 'adigang, adigung, adiguna', artinya mengandalkan, menyombongkan, membanggakan kebesaran dan kekuatannya," ujar Catur.
Sebelumnya, pengamat Politik Ray Rangkuti juga mengkritik curahan hati Puan Maharani tersebut.
Ray menilai watak Puan Maharani yang seperti itu harus dikikis atau dihilangkan.
Baca Juga:PDI Perjuangan Diprediksi Kalah di Pilpres 2024 Jika Paksakan Duet Ganjar Pranowo-Puan Maharani
"Apa yang dilakukan Ibu Puan ini kemanjaan. Watak-watak itu harus dikikis, kemanjaan, harus dijemput, harus difasilitasi," ujar Ray.
Meski Puan tak menyebut secara spesifik siapa sosok kepala daerah yang dimaksud. Namun, sejumlah pihak mengaitkan sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai orang yang disindir Puan.