SuaraBekaci.id - Luis Milla selalu mendapat tempat di hati pencinta sepak bola nasional. Pelatih asal Spanyol itu meski memiliki karier singkat di tim nasional Indonesia, namun meninggalkan tinta manis untuk sepak bola nasional,
Baru-baru ini, Luis Milla bercerita ke salah satu media Spanyol, La Voz de Galicia, soal pengalamannya menjadi anak didik dari legenda Belanda, Johan Cruyff.
Menurut Milla, bahwa ia sangat beruntung bisa dilatih oleh sosok pelatih seperti Johan Cruyff.
"Ketika saya berusia 17 tahun, saya bermain di Teruel di Divisi Tiga. Seorang pencari bakat dari Barcelona dan seorang dari Valencia datang menemui saya. Yang dari Barca lebih cepat," urai Luis Milla.
"Saya sangat beruntung (gabung ke Barca) karena saya ingin mendapatkan metode latihan baru. Saat itu, Barca memiliki empat pemain dari tim junior untuk masuk ke tim utama di pramusim,"
Dikisahkan oleh Milla, bahwa Johan Cruyff saat itu membutuhkan satu gelandang dari tim muda untuk kemudian ia mainkan di formasi 3-4-3 pada pramusim.
"Dia (Johan Cruyff) membutuhkan gelandang yang memiliki transisi cepat, yang tahu cara bermain dengan sedikit sentuhan dan disitulah saya mengaturnya. Cruyff selalu menjadi salah satu referensi hebat saya sebagai pelatih,"
Setelah melewati masa-masa menimba ilmu di tim akademi, naik ke Barcelon C, lalu ke Barcelona B, pada 1984, Milla promosi ke tim utama Barcelona.
Menurut Milla, capaiannya itu tak lepas dari tangan dingin Luis Milla. Namun Milla mengatakan bahwa ia pun harus hengkang ke Real Madrid pada 1990 karena Cruyff.
Baca Juga:Setelah Luis Milla, RANS Cilegon FC Dikabarkan Boyong Eks Bintang Arsenal dan Real Madrid
"Saya harus berterima kasih kepada Cruyff karena dia membuat saya bisa menjalani debut, tetapi saya juga meninggalkan Barcelona karena dia,"
"Kami tidak bisa mencapai kesepakatan untuk pembaruan kontrak saya dan dia memahami bisnis (sepak bola) dengan caranya sendiri. Dia memisahkan saya dan meninggalkan saya tanpa diberi kesempatan untuk bermain,"