SuaraBekaci.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ( Kemendikbudristek ) menerapkan kurikulum yang disebut dengan Kurikulum Prototipe untuk tahun 2022.
Kurikulum yang bersifat opsional ini memang memiliki tujuan untuk memberikan ruang lebih banyak bagi pengembangan karakter dan kompetensi siswa.
Lantas apa itu Kurikulum Prototipe? Kurikulum Prototipe melanjutkan arah pengembangan sebelumnya.
1. Orientasi Holistik
Adalah kurikulum yang dirancang untuk mengembangkan murid secara holistik mencakup kecakapan akademis dan non-akademis, kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
2. Berbasis kompetensi bukan konten.
Kurikulum ini dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan bukan berdasarkan konten atau materi tertentu.
3. Kontekstualisasi dan Personalisasi
Dirancang sesuai konteks ( budaya, misi sekolah, lingkungan lokal) dan kebutuhan murid.
Karakteristik dari Kurikulum prototipe antara lain:
1. Pembelajaran berbasis project untuk pengembangan soft skills dan karakter ( iman, taqwa, akhlak, mulia, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis, kreativitas ).
Dalam struktur kurikulum prototipe 20 hingga 30 persen jam pelajaran digunakan untuk pengembangan karakter profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis projek.
Pembelajaran berbasis projek ini penting karena memberi kesempatan untuk belajar melalui pengalaman, mengintegrasikan kompetensi esensial, yang dipelajari peserta didik dari berbagai disiplin ilmu, dan struktur belajar yang fleksibel.
Kemendikburistek menyediakan 7 tema utama yakni :
a.Bangunlah jiwa dan raganya.
b. Berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI.
c. Bhinneka Tunggal Ika.
d. Gaya hidup berkelanjutan.
e. Kearifan lokal.
f. Kewirausahaan.
g. Suara Demokrasi.
2. Fokus Pada Materi Esensial
Fokus pada materi esensial ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid ( teach at the right level ) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Kurikulum Prototipe menetapkan tujuan belajar per fase ( 2 - 3 tahun ) untuk memberi fleksibilitas bagi guru dan sekolah.
Kurikulum ini menetapkan jam pelajaran pertahun agar sekolah dapat berinovasi dalam menyusun kurikulum dan pembelajarannya.
Karakteristik kurikulum diterapkan untuk jenjang dari PAUD hingga SMK.
Sementara pada jenjang SMA adalah :
A. Program peminatan dan penjurusan tidak diberlakukan.
B. Pada kelas 10, pelajar menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata pelajaran di kelas 11. Mata pelajaran yang dipelajari serupa dengan tingkat SMP.
C. Dikelas 11 dan 12 pelajar mengikuti mata pelajaran dari kelompok mapel wajib dan memilih mata pelajaran dari kelompok MIPA, IPS, bahasa dan keterampilan vokasi sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
D. Pembelajara berbasis projek untuk penguatan profil Pancasila dilakukan minimal 3 kali dalam satu tahun ajaran dan pelajar menulis esai ilmiah sebagai syarat kelulusan.
Secara umum guru memiliki respon positif terhadap kurikulum ini, karena dinilai menjawab persoalan pembelajaran, sensitif terhadap keragaman karakteristik siswa, dan membantu siswa untuk beradabtasi dengan berbagai keterampilan baru.
Kontributor : Ririn Septiyani