Sering Disebut Khong Guan Palsu, Rengginang Pangandaran Tembus Pasar Arab Saudi

Sebenarnya tadinya iseng, namun setelah dijalani dan ditekuni, ternyata untungnya lumayan dan alhamdulilah semakin maju, ujar perajin rengginang di Pangandaran tersebut.

Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 11 Desember 2021 | 15:37 WIB
Sering Disebut Khong Guan Palsu, Rengginang Pangandaran Tembus Pasar Arab Saudi
Camilan rengginang yang terbuat dari ketan hasil produksi pengrajin asal Selasari, Pangandaran, Jawa Barat, tembus pasar luar negeri. [HR Online]

SuaraBekaci.id - Rengginang kerap dijului "Khong Guan palsu" karena sering kali disajikan dalam kaleng biskuit tersebut.

Entah sejak kapan rengginang mendapat julukan Khong Guan Palsu. Dari informasi yang beredar, julukan itu muncul dari kekecewaan warga yang berekspektasi dapat biskuit, namun ternyata yang ada di dalam kaleng adalah rengginang.

Meski demikian, bukan berarti rengginang kalah pamor dari makanan modern. Cemilan yang terbuat dari olahan beras ketan yang memiliki cita rasa yang gurih memiliki banyak peminat,

Rengginang produksi pengrajin asal Selasari, Pangandaran misalnya, sudah tembus pasar luar negeri.

Baca Juga:Pintu Masuk Ke Arab Saudi Dibuka, Kapan Umrah Diselenggarakan?

Salah satunya adalah rengginang produksi Sumiati yang sudah dipesan para pelanggan sampai ke luar negeri.

Sumiati mengatakan mulai merintis usaha jualan rengginang ketan ini sudah sejak tahun 1987.

Pada awalnya ia hanya memproduksi sekitar 5 kilogram per hari, saat ini sudah mencapai sekitar 25 sampai 30 kilogram per hari.

“Saya merintis usaha ini sudah lebih dari 34 tahun, seiring berjalannya waktu kini sudah produksi sekitar 25 sampai 30 kilogram per hari,” ujarnya Jumat (10/12/2021).

Sebelumnya rengginang produksinya hanya dipasarkan hanya sekitar Parigi Kabupaten Pangandaran saja.

Baca Juga:7 Rekomendasi Hotel di Pantai Barat Pangandaran

Namun sekarang hasil produksi saya sudah sampai ke berbagai daerah di Indonesia.

Bahkan ada pelanggan yang dari luar negeri seperti Arab Saudi.

“Sebenarnya tadinya iseng, namun setelah dijalani dan ditekuni, ternyata untungnya lumayan dan alhamdulilah semakin maju,” paparnya.

Saat ini Sumiati sudah bisa mempekerjakan 5 sampai 6 orang per hari.

“Dari satu kilogram ketan, menghasilkan 35 biji rengginang dan kalau cuaca panas, membutuhkan waktu 2 untuk proses penjemuran sampai bisa digoreng,” imbuhnya.

Untuk bisa sukses itu harus ulet, jadi saya sarankan kepada para pelaku UMKM untuk tetap semangat dan bekerja dengan maksimal.

Ia yakin jika sesuatu dikerjakan dengan sungguh-sungguh hasilnya juga akan maksimal.

“Apalagi sekarang kan sudah bisa dipasarkan secara online, jadi peluang untuk sukses itu terbuka lebar,” pungkasnya.

Selain rengginang, Pangandaran juga memiliki berbagai camilan produk UMKM jus honje dan kripik bonggol pisang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini