Perjuangan Ibu Tunggal Lawan ASN, Pemerkosa 3 Anak Perempuannya

Lydia melaporkan pemerkosaan yang dialami ketiga anaknya, semuanya masih di bawah 10 tahun

Lebrina Uneputty
Kamis, 07 Oktober 2021 | 14:31 WIB
Perjuangan Ibu Tunggal Lawan ASN, Pemerkosa 3 Anak Perempuannya
Ilustrasi perkosaan. (Shutterstock)

Lydia menyarankan agar mereka berhati-hati. Meski demikian, bukan saja luka lebam, perilaku anak-anaknya berubah drastis, lebih suka diam, sering memukul. Malas makan. Sering pusing dan muntah.

Pada satu malam awal Oktober 2019, saat Lydia mencuci piring, anak bungsunya berteriak bahwa kakaknya mengeluh sakit pada bagian vagina. Lydia segera mendekati anak sulungnya, memeluknya dari belakang sambil mengusap-usap pundak.

“Nak, apa dibilang adek tadi?” kata Lydia.

“Tidak ji, Mamak,” jawab anak sulung.

Baca Juga:Diperkosa Ayah Kandung yang Berprofesi ASN, Ibu Melawan, Polres Luwu Timur Membungkam

Ia membujuk, “Saya sayang sekali. Sayang sekali. Kalau ada masalah, ceritakan sama Mamak. Saya jadi penolong dan pelindung ta. Masak sama Mamak tidak berani?”

“Bilang, Nak. Kalau anak ada sakit, Mamak tidak tahu. Sakit kah, Nak?”

Si sulung terdiam lama. Kemudian menangis tanpa berurai air mata. Lydia kaget, panik. Si sulung, dengan suara pelan seperti tercekik, berkata: “Mamak... Ayah na anu pepe’ ku.” Mamak, (ayah melakukan sesuatu pada vagina saya,) katanya.

Lydia menangis, merebahkan badan pada sandaran sofa, “Jangan main-main, Nak. Jangan ki main-main.”

“Iye, Mamak. Iye.” Ia bertanya kepada kedua anaknya, “Benarkah ini, Nak?”

Baca Juga:Kasus Pemerkosaan Anak di Luwu Timur Viral, #PercumaLaporPolisi Trending di Twitter

“Iya, Mamak. Saya juga dianu pantatku,” kata anaknya. “Saya juga Mamak,” jawab anak bungsu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini