Konflik Afghanistan, Kepala BNPT: Jangan Sampai Masyarakat Salah Bersimpati

"Berdasarkan pemantauan kami ada pihak-pihak tertentu yang berusaha menggalang simpatisan atas isu Taliban."

Rizki Nurmansyah
Sabtu, 21 Agustus 2021 | 16:27 WIB
Konflik Afghanistan, Kepala BNPT: Jangan Sampai Masyarakat Salah Bersimpati
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar. (Dok. BNPT)

SuaraBekaci.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengimbau seluruh masyarakat untuk bersikap bijak dalam menyikapi pemberitaan terkait konflik Afghanistan antara pemerintah Afghanistan dengan kelompok Taliban.

Boy mengatakan, dengan adanya masalah konflik Afghanistan tersebut, bukan tidak mungkin ada kelompok yang berusaha menggalang simpatisan.

"Tentunya kita harus hati-hati dalam menyikapi perkembangan yang terjadi di Afganistan, yang dilanda konflik berkepanjangan itu. Jangan sampai masyarakat salah bersimpati,” ujar Boy dikutip dari Antara, Sabtu (21/8/2021).

"Karena berdasarkan pemantauan kami ada pihak-pihak tertentu yang berusaha menggalang simpatisan atas isu Taliban. Ini sedang kita cermati," sambungnya.

Baca Juga:China Dituduh Bakal Tiru Cara Taliban Gulingkan Pemerintahan Afghanistan

Sementara itu, Pakar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia (UI) Prof Hikmahanto Juwana mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia agar jangan sampai konflik Afghanistan merusak persatuan dan kesatuan di Tanah Air.

"Apakah kita akan merusak persatuan di Indonesia terhadap situasi yang terjadi di Afghanistan? Saya rasa hal itu tidak perlu terjadi," kata dia.

Guru Besar Universitas Indonesia bidang Hukum Internasional Profesor Hikmahanto Juwana. (Suara.com/Novian)
Guru Besar Universitas Indonesia bidang Hukum Internasional Profesor Hikmahanto Juwana. (Suara.com/Novian)

Hikmahanto mengingatkan dan mengantisipasi jangan sampai masyarakat di Tanah Air ikut serta menggalang simpatisan atas konflik yang terjadi antara Pemerintah Afghanistan dengan kelompok Taliban.

Sebab, kata Hikmahanto, hal itu dapat merugikan diri sendiri.

Lagi pula, ujar dia, jika ada galangan dukungan dari masyarakat di Tanah Air untuk kelompok yang bertikai, tidak akan berdampak langsung di Afghanistan.

Baca Juga:LGBT di Afganistan: Saya Bisa Dibunuh di Tempat oleh Taliban

Selain itu, belum tentu semua pihak mengetahui dengan persis apa yang sebenarnya terjadi di Afghanistan.

Jika melihat dari pemberitaan yang ada, kelompok Taliban memang menguasai.

Di saat bersamaan ada masyarakat yang melarikan diri ke bandara dan perbatasan-perbatasan hanya untuk keluar dari negara tersebut.

Jalanan di Kota Kabul penuh dengan kendaraan dan manusia saat Taliban memastikan mengambil alih ibu kota Afghanistan itu pada Minggu (15/8/2021). (Foto: AFP)
Jalanan di Kota Kabul penuh dengan kendaraan dan manusia saat Taliban memastikan mengambil alih ibu kota Afghanistan itu pada Minggu (15/8/2021). (Foto: AFP)

Tidak hanya itu, ada juga kelompok anti-Taliban yang menunjukkan perlawanan.

"Artinya, jangan sampai masalah di luar negeri berdampak ke Indonesia yang bisa merusak persatuan, karena tidak ada relevansinya," tegas Hikmahanto.

Menurut dia, langkah yang paling bijak saat ini adalah tidak mengurusi atau mencampuri urusan internal di Afghanistan.

Karena bagaimana pun, kata Hikmahanto, Afghanistan memiliki kedaulatan yang mesti dihormati oleh semua pihak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini