Rumah Tuan Tanah Pebayuran Bekasi, Soekarno ke Sini Dulu Sebelum Bacakan Naskah Proklamasi

Di rumah ini, Soekarno pernah mampir ke rumah itu sebelum bacakan naskah proklamasi kemerdekaan. Ini adalah bagian dari kisah pahlawan lokal atau pahlawan daerah.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 17 Agustus 2021 | 07:30 WIB
Rumah Tuan Tanah Pebayuran Bekasi, Soekarno ke Sini Dulu Sebelum Bacakan Naskah Proklamasi
Rumah Tuan Tanah Pebayuran Bekasi (Bekasi.go.id)

SuaraBekaci.id - Tidak banyak yang tahu Rumah Tuan Tanah Pebayuran menyimpan kisah detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Di rumah ini, Soekarno pernah mampir ke rumah itu sebelum bacakan naskah proklamasi kemerdekaan. Ini adalah bagian dari kisah pahlawan lokal atau pahlawan daerah.

Rumah Tuan Tanah Pebayuran ada di dekat Kantor Kecamatan Pebayuran. Ada satu hal yang unik dari daerah ini yakni terdapat dua bangunan tua peninggalan sejarah yang mirip kebanyakan bangunan pada era zaman sebelum kemerdekaan.

Pertama adalah bangunan dengan nama Balai Kemitraan Polisi dan Masyarakat H.M Yasin-Susgarwanto Pebayuran.

Soekarno mengemukakan Pancasila saat Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). (Kemendikbud.go.id)
Soekarno mengemukakan Pancasila saat Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). (Kemendikbud.go.id)

Dan yang kedua adalah bangunan tanpa plang nama, namun masyarakat sekitar sering menyebutnya sebagai bangunan bekas Rumah Dinas Camat Pebayuran.

Baca Juga:Pemkot Bekasi Klaim Tak Ada RT Zona Merah dan Orange di Wilayahnya

Jika melihat lebih dekat dari satu bangunan lama itu yakni Balai Kemitraan Polisi dan Masyarakat H.M Yasin-Susgarwanto Pebayuran, lokasinya persis berada di samping Gedung Mapolsek Pebayuran.

Ciri khas bangunan itu berbentuk memanjang kesamping, jendela tinggi, dinding yang kokoh serta bergaya arsitektur bangunan Belanda.

Tampak terlihat dari dalam bangunan tersebut, ada aktivitas yang memang biasa digunakan sehari-hari oleh anggota kepolisian Polsek Pebayuran sebagai ruang tambahan perkantoran dan musholla.

Patung lilin Soekarno di Bangkok. (Shutterstock)
Patung lilin Soekarno di Bangkok. (Shutterstock)

Selanjutnya beranjak melihat lebih dekat bangunan lama yang kedua yakni sebuah rumah tinggal yang sudah lama tidak ditempati yang sering sering disebut Rumah Dinas Camat Pebayuran.

Kali ini agak sedikit berbeda dengan bangunan lama yang pertama, namun ada ciri khasnya kesamaan dari gaya asitektur bangunannya, dinding dan jendela yang tinggi tetapi tidak seluas dan sebesar dari bangunan lama yang pertama.

Baca Juga:Warga Kabupaten Bekasi Gelar Lomba 17 Agustus Akan Dibubarkan Polisi

Mantan Kepala Desa Kertasari Pebayuran periode 1990-2002, Suratin menjelaskan sedikit tentang asal usul sejarah bangunan lama tersebut.

"Sejak saya kecil sekitar tahun 1070-an, bangunan lama itu sudah berdiri. Yang satu Rumah Dinas Camat Pebayuran dahulunya kerap kami kunjungi bersama teman untuk sekedar menonton televisi bersama. Memang untuk secara detail tentang sejarah awal berdirinya bangunan itu saya tidak begitu mengetahui," terangnya dikutip dari bekasikab.go.id.

Suratin mengatakan, menurut cerita para orang tua, kedua bangunan itu merupakan peninggalan tuan tanah keturunan Tionghoa yang ditinggal pindah oleh pemiliknya.

"Karena dahulu ada semacam peraturan agar semua tuan tanah yang masih tinggal di wilayah kecamatan, harus pindah ke kota kabupaten," tuturnya.

Pada sekitar tahun 1940, wilayah Pebayuran masih banyak dikuasai oleh para tuan tanah yang memang mengusai kebanyakan lahan di daerah tersebut, yang sebagian pegawainya juga warga pribumi.

"Nah kedua bangunan lama ini milik mereka tuan tanah yang digunakan sebagai tempat tinggal dan menampung para pegawainya yang bekerja sebagai penagih upeti dari warga setempat," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini