Kisah Hari Nuryani, Perempuan Kuat Jadi Pemulasara Jenazah COVID-19, Sering Pulang Subuh

Makin banyak orang meninggal dunia.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 30 Juli 2021 | 15:47 WIB
Kisah Hari Nuryani, Perempuan Kuat Jadi Pemulasara Jenazah COVID-19, Sering Pulang Subuh
ILUSTRASI Jenazah COVID-19. (ANTARA/Nikolas Panama)

Prosesnya juga membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pemulasaraan dan pemakaman biasa.

Selain itu, ancaman tertular virus corona, menjadi risiko yang harus dihadapi saat bekerja.

Guna meminimalkan risiko tertular virus, Yani berusaha menjaga ketahanan tubuh dan menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Demi menjaga keselamatan diri dan keluarga yang menanti di rumah, ibu dari tiga anak itu selalu mengenakan alat pelindung diri lengkap saat bertugas.

Baca Juga:Protokol Pemulasaraan dan Pemakaman Jenazah Covid-19 di Wilayah Sulsel

Yani juga tetap menjaga kondisi tubuhnya, seperti meluangkan waktu beristirahat jika telah merasa lelah.

"Alhamdulillah sampai sekarang (belum pernah tertular Covid-19). Kita harus bisa memproteksi, kalau badan sudah tidak enak lebih baik istirahat," katanya.

Saat bertugas, Yani selalu berdoa kepada sang pencipta supaya senantiasa melindunginya.

Baginya, doa menjadi penguat selama menjadi relawan pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 sejak November 2020.

Yani bercerita, dirinya menjadi relawan pemulasaran jenazah pasien Covid-19, kala beberapa rumah sakit di Indramayu kewalahan menangani peningkatan kasus kematian pada penderita infeksi virus corona dan meminta bantuan ke BPBD Indramayu.

Baca Juga:Pemakaman Macanda Penuh, Ini Lokasi Baru Pemakaman Jenazah Covid-19 Pemprov Sulsel

Saat itu, tanpa berpikir panjang, dirinya langsung menyatakan kesanggupan ketika diminta menjadi relawan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini