Berdasarkan sebuah penelitian, pria dan wanita paruh baya tanpa diabetes mengatakan makan cepat dapat meningkatkan risiko resistensi insulin.
Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak menggunakan insulin secara efektif, sehingga bisa berdampak diabetes.

Risiko lain yang ditimbulkan dari makan terlalu cepat, yakni meningkatkan kemungkinan terjadi sindrom metabolik.
Baca Juga:KERAS! Gubernur Ganjar Protes Makan di Warteg 20 Menit: Tidak Usah Ada Durasi!
Sindrom metabolik ialah sekelompok faktor yang meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Menurut hasil studi, ada hampir 9000 orang berusia lebih dari 40 tahun yang tidak memiliki sindrom metabolik, tapi bila makan terlalu cepat dalam waktu tiga tahun akan memungkinkan mengembangnya sindrom metabolik.
Bahkan, orang yang makan lebih cepat cenderung memiliki lingkar pinggang yang besar dan kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah.
Dua hal ini adalah penyebab sindrom metabolik terbentuk hingga penyakit jantung mengancam kesehatan.
4. Gastritis
Baca Juga:Harapan Pemilik Warteg ke Presiden Jokowi: Jangan Bikin Kebijakan yang Ruwet

Bahaya makan terlalu cepat yang mengancam kesehatan selanjutnya yaitu gastritis erosif alias peradangan yang menggerogoti lapisan perut.
Berdasarkan penelitian di Korea, lebih dari 10 ribu pasien melakukan endoskopi dan menemukan tanda-tanda gastritis erosif pada pasien yang makan terlalu cepat.
Hal ini lantaran orang yang makan dengan cepat cenderung makan banyak dan menyebabkan makanan di perut bertahan lebih lama.
Sehingga lapisan lambung terkena banyak asam lambung.
5. Tersedak
![Penjual melayani pembeli di Warteg Dias Berkah, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (27/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/01/27/83070-warteg-di-jabodetabek-terancam-gulung-tikar.jpg)
Makan terlalu cepat dan tidak hati-hati juga dapat mengakibatkan tersedak.