Asal-usul Idul Adha dan Alasan Wukuf di Padang Arafah Pada 9 Dzulhijjah

Pada hari ini, umat muslim yang sedang melaksanakan ibadah haji harus berdiam diri melakukan wukuf di Padang Arafah.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 19 Juli 2021 | 15:10 WIB
Asal-usul Idul Adha dan Alasan Wukuf di Padang Arafah Pada 9 Dzulhijjah
Pelaksanaan wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Minggu (11/9/2016). [AFP/AHMAD GHARABLI]

SuaraBekaci.id - Idul Adha jadi salah perayaan hari besar terpenting umat Islam. Asal-usul Idul Adha pun menarik diulas dari alasan wukuf di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah.

Pada hari ini, umat muslim yang sedang melaksanakan ibadah haji harus berdiam diri melakukan wukuf di Padang Arafah.

Karena merupakan rukun haji, tidak melakukan wukuf di Padang Arafah akan menyebabkan ibadah haji seseorang menjadi tidak diterima oleh Allah SWT.

Pelaksanaan wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Minggu (11/9/2016). [AFP/AHMAD GHARABLI]
Pelaksanaan wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Minggu (11/9/2016). [AFP/AHMAD GHARABLI]

Padang Arafah adalah sebuah daerah luas yang terletak di sebelah timur kota Mekkah. Setiap tahunnya, padang ini akan dipenuhi oleh umat muslim yang melaksanakan wukuf sebagai salah satu rukun haji.

Baca Juga:Meski Hanya Dilakukan di Rumah, Ini Tata Cara Salat Idul Adha

Bagi umat islam sendiri, Padang Arafah adalah tempat terjadinya berbagai peristiwa yang bersejarah dan diceritakan dalam Al-Quran.

Syahdan dahulu kala, ketika Nabi Adam dan Siti Hawa dikeluarkan dari surga karena menentang perintah Allah untuk menjauhi buah khuldi, mereka ditempatkan secara terpisah. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad pernah berkata kalau Nabi Adam diturunkan di India sementara siti Hawa di Jeddah.

Pelaksanaan wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Minggu (11/9/2016). [AFP/AHMAD GHARABLI]
Pelaksanaan wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Minggu (11/9/2016). [AFP/AHMAD GHARABLI]

Sebagai sepasang manusia yang saling mencintai, mereka lalu saling mencari meski membutuhkan waktu yang lama. Melalui usaha yang panjang, mereka lalu dipertemukan kembali di Padang Arafah.

Mereka berdua yang telah mengetahui (arafah) kesalahan mereka lalu memohon ampunan Allah SWT secara bersama-sama. Hal ini tercermin dalam surat Al-A'raf ayat 23 yang memiliki arti :

“Keduanya berkata, ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS Al-A'raf: 23).

Baca Juga:7 Cara Menyalakan Arang yang Mudah dan Cepat untuk Bakar Sate Idul Adha 2021

Pelaksanaan wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Minggu (11/9/2016). [AFP/AHMAD GHARABLI]
Pelaksanaan wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Minggu (11/9/2016). [AFP/AHMAD GHARABLI]

Selain sebagai tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa yang merupakan manusia pertama, sejarah Padang Arafah juga erat kaitanya dengan kisah Nabi Ibrahim dalam menyembelih anaknya, Nabi Ismail.

Diceritakan kalau pada masa itu, Nabi Ibrahim menerima perintah dari allah melalui mimpi menyembelih anaknya.

Begitu terbagun, Nabi Ibrahim merasa kebingungan dan tidak percaya dengan apa yang telah beliau impikan sehingga termenung.

Kejadian tersebut bertepatan dengan tanggal 8 zulhijah atau hari tarwiyah.

Pelaksanaan wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Minggu (11/9/2016). [AFP/AHMAD GHARABLI]
Pelaksanaan wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Minggu (11/9/2016). [AFP/AHMAD GHARABLI]

Esoknya pada tanggal 9 dzulhijjah di Padang Arafah, Nabi Ibrahim menjadi yakin dan mengetahui (arafah) kalau mimpi yang ia terima sebelumnya merupakan perintah allah yang mesti dilakukan.

Dengan kerelaan Nabi Ismail pula akhirnya pada tanggal 10 zulhijah atau hari raya qurban, Nabi Ibrahim berniat untuk menyembelih putranya yang kemudian diperingati sebagai hari raya Idul Adha.

Setelah mengetahui sejarah hari arafah, tentunya kita jadi paham mengapa hari ini menjadi hari yang istimewa.

Bagi umat muslim yang tengah melaksanakan wukuf di Padang Arafah, diharapkan dapat meninggalkan segala urusan duniawinya dan kembali menyibukkan diri dalam ketaatan kepada Allah.

Dengan kata lain, tujuan wukuf adalah agar jemaah sadar dan merenung akan kesalahan masa lalunya, kemudian bertaubat kepada Allah SWT.

Adapun bagi umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji, hari arafah dapat digunakan sebagai momentum beramal karena pada hari ini terdapat ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan, yakni puasa arafah.

Selain diberkahi dengan pahala yang berlimpah, orang yang berpuasa arafah juga dijanjikan akan diampuni dosanya dalam dua tahun, yakni setahun kebelakang dan setahun kedepan. Hal ini tercantum dalam hadits Rasulullah yang memiliki arti :

“Puasa arafah (9 dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa asyura (10 muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini