KSPI: 10 Persen Buruh Manufaktur Positif COVID-19 Selama PPKM Darurat

Presiden KSPI Said mengatakan perusahaan bekerjasama dengan Satgas COVID-19 di daerah masing-masing telah melakukan tes antigen yang dilanjutkan dengan tes usap PCR.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 15 Juli 2021 | 17:32 WIB
KSPI: 10 Persen Buruh Manufaktur Positif COVID-19 Selama PPKM Darurat
Presiden KSPI Said Iqbal. (Suara.com/Bagaskara)

SuaraBekaci.id - Perkumpulan buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia atau KSPI menyebutkan sebanyak 10 persen buruh manufaktur positif COVID-19 selama PPKM darurat Jawa-Bali.

Presiden KSPI Said mengatakan perusahaan bekerjasama dengan Satgas COVID-19 di daerah masing-masing telah melakukan tes antigen yang dilanjutkan dengan tes usap PCR.

"Selama dimulainya PPKM Darurat hingga hari ini yaitu lebih dari 10 persen pekerja buruh yang bekerja di sektor manufaktur atau pengolahan, baik padat karya atau labor intensive maupun capital intensive atau padat modal, buruh atau pekerjanya terpapar COVID-19," kata Said dalam konferensi pers terkait kondisi buruh saat PPKM Darurat, dipantau dari Jakarta, Kamis sore.

Dia memberi contoh salah satu perusahaan di Purwakarta, Jawa Barat yang dari 1.700 buruhnya setelah dilakukan tes ditemukan sekitar 400 orang yang reaktif menggunakan antigen. Kemudian didapatkan sekitar 200 di antaranya sudah terpapar COVID-19 dengan tes PCR.

Baca Juga:Seruan Luhut Minta Semua Kompak Lawan Covid-19: Kami Sudah Lelah!

"Beberapa perusahaan lain yang sudah kami lakukan pendataan dan cek di lapangan mengalami kejadian yang serupa. Di Purwakarta misalnya di pabrik otomotif dan komponen otomotif, pabrik elektronik dan komponen elektronik pun didapat data lebih dari 10 persen buruh atau pekerja terpapar positif COVID-19," katanya.

Dia juga menyoroti kondisi pabrik yang berada di daerah lain seperti Bekasi, Kerawang, Tangerang serta kawasan industri lainnya yang sekitar 10 persen pekerjanya di antaranya terbukti telah terinfeksi penyakit yang menyerang pernapasan itu.

Dia juga menambahkan bahwa PPKM Darurat yang menggunakan penyekatan belum terlalu efektif mengingat masih banyak sektor pengolahan ataupun manufaktur yang masih bekerja 100 persen.

Data tersebut menjelaskan, kenapa banyak penyebaran COVID-19 saat ini adalah klaster buruh atau pabrik.

"Ini sangat mengkhawatirkan dan membahayakan kelangsungan dunia usah dan nyawa buruh," tegasnya.

Baca Juga:Dampak PPKM Darurat Akan Terasa 2 Pekan Lagi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini