Panas! Rocky Gerung Serukan Ganti Jokowi Agar COVID-19 Indonesia Hilang, Seperti AS

Kabinet Jokowi dinilai tak paham apa-apa soal COVID-19.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 06 Juli 2021 | 13:26 WIB
Panas! Rocky Gerung Serukan Ganti Jokowi Agar COVID-19 Indonesia Hilang, Seperti AS
Rocky Gerung soal RUU KUHP Pasal penghinaan Presiden dan DPR (YouTube/RockyGerungOfficial).

SuaraBekaci.id - Rocky Gerung serukan ganti presiden atau ganti Jokowi agar COVID-19 Indonesia hilang. Rocky Gerung berkaca dari Amerika Serikat setelah Donald Trump turun, maka COVID-19 di sana melandai.

Awalnya Rocky Gerung geram dengan komentar Menko Marives Luhut Binsar Panjaitan yang meminta publik untuk setop berkomentar soal COVID-19.

Sikap itu aneh. Padahal pada kondisi seperti ini sebetulnya publik memerlukan sikap saling mengawasi terhadap pemerintah, begitu juga sebaliknya.

Rocky lantas menyinggung sikap para menteri Jokowi yang hingga kini seolah diam seribu bahasa karena tak mampu menjelaskan kondisi sekarang ini.

Baca Juga:Pemeriksaan Keuangan Dana Covid-19 di Berbagai Daerah

Justru yang terlihat aktif hanyalah Luhut dan Presiden Jokowi. Sementara kabinet, dinilai tak paham apa-apa.

Baju batik Presiden Jokowi dalam dua acara berbeda (youtube)
Baju batik Presiden Jokowi dalam dua acara berbeda (youtube)

“Semua kebijakan memang tak perlu dikomentari, wong gagal terus,” kata Rocky di saluran Youtube-nya, dikutip Selasa (6/7/2021).

Rocky Gerung lantas menyinggung keberhasilan Amerika menangani covid usai mengganti presidennya.

“Tadi malam kita lihat New York sudah banyak yang lepas masker. Kemungkinan cara terbaik Amerika sebenarnya bisa kita ikuti, kita bisa ikutin dengan mengganti Presiden. Amerika ganti presiden covid jadi lebih mudah ditangani,” kata Rocky lagi.

Menurut dia, Indonesia seharusnya bisa belajar dari Amerika. Di mana bagaimana aturan disiplin itu ditegakkan, tanpa perlu membentak rakyatnya.

Baca Juga:Mematikan! Dari 2 Juta Kasus, 15 Persen Virus COVID-19 Indonesia adalah Varian Delta

Selain itu, diperlukan juga kemampuan Presiden menangani permasalahan ini termasuk mengerti betul bagaimana merawat rakyat.

Presiden Jokowi memberikan keterangan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 29 Juni 2021 [SuaraSulsel.id / Sekretariat Presiden RI]
Presiden Jokowi memberikan keterangan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 29 Juni 2021 [SuaraSulsel.id / Sekretariat Presiden RI]

Walaupun masih ada sekian persen rakyat Amerika yang kata Rocky Gerung, masih bisa kena efek fatalistik akibat varian Delta.

“Presidennya cuma bilang hati-hati ya, bukan membentak. Sementara Indonesia malah kita dilarang berkomentar. Covid justru dimanfaatkan pemerintah untuk membungkam. Padahal rakyat juga butuh ingin bangun solidaritas,” katanya.

15 Persen Virus COVID-19 Indonesia adalah Varian Delta

Dari 2 juta kasus COVID-19 Indonesia merupakan varian delta yang mematikan. Varian delta adalah varian virus corona penyabab sakit Covid-19 yang pertama kali ditemukan di India.

Varian delta bisa menular 10 kali lebih cepat dibanding varian yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China.

Seperti diketahui kasus Covid-19 harian Indonesia, masih saja terus pecah rekor data Senin (6/7/2021) menunjukan tembus 29.745 kasus baru, dan kematian 558 orang dalam sehari.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LB) Eijkman, Prof. Amin Soebandrio mengakui keberadaan varian Delta turut mempengaruhi peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.

Tak main-main Prof. Amin menemukan jika 15 persen dari total kasus Covid-19 di Indonesia, terdiri dari varian Delta.

"Saat ini varian delta sudah ditemukan sekitar 15 persen dari virus corona yang ada di Indonesia," ujar Prof. Amin saat dihubungi Suara.com beberapa waktu lalu.

Prof. Amin menjelaskan jika varian ini terdeteksi setelah petugas laboratorium menindaklanjuti pemeriksaan dengan whole genom squencing (WGS), setelah pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) dilakukan.

Whole genom squencing adalah kegiatan pengurutan genom (struktur) virus yang menyebar dan menginfeksi beberapa orang dalam satu wilayah.

Selanjutnya profesor yang juga Guru Besar Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu mengingatkan, lantaran varian tidak bisa dilihat dengan kasatmata maka salah satu cara untuk mencegahnya yaitu menerapkan protokol kesehatan untuk lebih diperketat.

"Apapun virusnya, bukan hanya varian delta yang bisa menyebabkan infeksi dan masalah kesehatan yang serius. Jadi semuanya harus diberlakukan sama. Jadi harus lebih dipatuhi, standardnya sama cuma harus kepatuhannya ditingkatkan," pungkas Prof. Amin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini