Kenapa Banyak Anak Meninggal Positif COVID-19?

Secara global, tingkat keparahan Covid-19 pada anak rendah karena mereka bisa membentuk imunitas tubuhnya.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 28 Juni 2021 | 07:25 WIB
Kenapa Banyak Anak Meninggal Positif COVID-19?
Pasien terkonfirmasi COVID-19 berjalan memasuki bus sekolah untuk menuju Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran di Puskesmas Menteng, Jakarta, Minggu (20/6/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Terkait hal ini, perlu dilihat apakah selama pandemi anak hanya diam di rumah atau banyak pergi keluar.

Ilustrasi anak-anak terpapar Covid-19 di Kota Surabaya [Foto: Antara]
Ilustrasi anak-anak terpapar Covid-19 di Kota Surabaya [Foto: Antara]

"Kalau kita lihat riilnya di lapangan, itu kan sebetulnya anak-anak ini beraktivitas di luar rumah. Misalkan masih bertemu dengan temannya. Ini kan ada risiko terinfeksi. Ataupun anak-anak ini bisa terinfeksi dari orang tuanya, dari keluarganya yang mobile," kata dia lagi.

Penanganan COVID-19 Belum Berpihak Pada Anak

Peningkatan kasus Covid-19 pada anak menunjukkan ada situasi serius dalam upaya pengendalian pandemi di Indonesia. Kasus infeksi pada anak mencerminkan bahwa penanganan Covid-19 di Indonesia belum berpihak kepada anak. Ada kondisi yang tidak optimal untuk melindungi anak sebagai salah satu kelompok rentan terhadap Covid-19.

Baca Juga:Termasuk Makam Syeh Jafar Sidik, Seluruh Objek Wisata di Garut Ditutup Sementara

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), proporsi kasus positif Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun sebesar 12,5 persen.

Artinya 1 dari 8 kasus positif Covid-19 adalah anak-anak. Sedangkan, case fatality rate (angka kematian) Covid-19 pada anak di Indonesia merupakan tertinggi di dunia sebesar 3 persen -5 persen.

Data tren secara global menunjukkan kasus infeksi pada anak selalu menempati urutan terendah. Bahkan, proporsi infeksi Covid-19 pada anak secara global hanya sekitar 3 persen, sedangkan Indonesia melaporkan proporsi infeksi Covid-19 pada anak mencapai 12,5 persen.

Situasi kesehatan anak yang kompleks seperti malnutrisi dan stunting, akan memperburuk kondisi anak yang terinfeksi covid-19, apalagi rumah-rumah sakit di Indonesia belum dilengkapi ruang ICU khusus anak yang terinfeksi covid-19, hal inlah yang menjadi penyebab tingkat kematian anak tinggi, karena anak-anak yang megalami masa kritis kerap tidak tertolong akinat ketiadaan ruang ICU.

“Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah konkrit dan terencana untuk menyelamatkan anak-anak yang terinfeksi covid-19, dan sekaligus mencegah anak-anak tertular covid-19”, ujar Retno Listyarti, Komisioner KPAI.

Baca Juga:Selain Aman, Vaksinasi Covid-19 untuk Ibu Menyusui Ternyata Banyak Manfaatnya

Rekomendasi KPAI

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini