Karawang Dikepung Virus COVID-19 Varian Delta, 44 Orang Terinfeksi

Hal itu berdasarkan penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 22 Juni 2021 | 12:32 WIB
Karawang Dikepung Virus COVID-19 Varian Delta, 44 Orang Terinfeksi
Ilustrasi penanganan pasien Covid-19 (VOA Indonesia)

"Proporsi kemunculan varian Delta memang cukup besar dari sampel-sampel yang sudah dianalisa genomnya, yaitu sekitar 72 persen dari 61 sampel. Namun, perlu hati-hati juga menginterpretasikan karena belum tentu sebanyak itu pula proporsi di lapangan terkait varian yang beredar,” ujarnya.

Dia menuturkan diperlukan pemantauan terhadap pasien, penelusuran kontak, dan investigasi kasus lebih mendalam.

Sejumlah pasien positif COVID-19 melakukan senam pagi di halaman depan Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Senin (21/6/2021). [Suara.com/Dian Latifah]
Sejumlah pasien positif COVID-19 melakukan senam pagi di halaman depan Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Senin (21/6/2021). [Suara.com/Dian Latifah]

Virus Corona varian Delta atau SARS-CoV.2 B.1.617.2 merupakan mutasi dari virus penyebab COVID-19 yang selama ini mewabah (SARS-CoV.2 B.1.617).

Virus itu pertama kali terdeteksi di India pada akhir 2020, dan resmi dinamakan varian Delta oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pada 31 Mei 2021, serta dikategorikan sebagai variant of concern (VOC).

Baca Juga:Dibantu Selingkuhan dan Searching di Google, Seorang Istri Tega Bunuh Suami

Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Sugiyono Saputra yang juga merupakan Ketua Tim Riset Whole Genome Sequencing (WGS) LIPI menuturkan saat ini ada empat VOC, yaitu Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1) dan yang terbaru adalah Delta (B.1.617.2).

Sugiyono mengatakan varian Delta yang termasuk dalam VOC itu memiliki tingkat infeksi yang cenderung lebih tinggi.

Variant of concern (VOC) merupakan bagian dari variant of interest (VOI) yang melalui penilaian komparatif, mampu menyebabkan peningkatan penularan (transmisi), peningkatan virulensi atau gejala klinis, atau dapat menurunkan efektivitas dalam upaya penanggulangan seperti vaksin dan terapi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini