SuaraBekaci.id - Model Olvah Alhamid mendukung Raffi Ahmad dan Nagita Slavina menjadi ikon Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Dia mengaku memiliki sejumlah alasan hingga mendukung Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.
Olvah Alhamid semula menyatakan bahwa dirinya sepakat Boaz Solossa menjadi duta PON XX Papua mendatang. Karena, menurutnya, Boaz Solossa merupakan orang yang merepresentasikan kegiatan tersebut.
Dia kemudian, menyarankan agar semua pihak mempercayakan pelaksanaan PON Papua kepada pemerintah.
"Kenapa kita harus mempercayakan ini kepada pemerintah?, karena orang-orang yang duduk di pemerintahan itu bukan orang orang sembarangan itu kan orang-orang yang dicomot sana-sini. Maksudnya yang tidak punya kapabilitas dan tidak punya kapasitas apapun itu. Orang-orang yang di pemerintahan adalah orang-orang yang dipilih untuk duduk di bangku pemerintahan," katanya dalam tayangan video di akun instagramnya.
Baca Juga:Raffi Ahmad Klarifikasi Kontroversi Nagita Slavina jadi Ikon PON XX Papua
"Sehingga jika mereka memilih Kakak Boaz Solossa sebagai duta Pon Papua berarti mereka punya alasan khusus itu loh," sambungnya.
Dia juga yakin pemerintah memilih alasan khusus memilih Raffi Ahmad dan Nagita Slavina sebagai ikon PON Papua.
Olvah menyatakan, pendapatnya memang berbeda dengan sejumlah publik figur lain. Namun dia memiliki alasan terkait dengan hal tersebut.
"Karena begini pemerintah menyadari betul bahwa pemerintah tidak cukup kapasitasnya untuk menjangkau lapisan masyarakat dari Sabang sampai Merauke dalam waktu singkat dalam biaya yang minim, pemerintah tidak punya kapasitas itu," katanya
"Sehingga apa, sehingga dirangkul lah orang-orang yang menurut pemerintah punya kapasitas ini, contohnya ya Kakak Raffi dan Kakak Nagita. Mereka punya kapasitas ini, tidak ada orang yang tidak tahu kakak Rafi dan Kakak Nagita, Sabang sampai Merauke ini semua tahu mereka," sambung Olvah.
Baca Juga:Dian Sastrowardoyo Suarakan Opini Terkait Ikon PON Papua, Malah Dicibir Netizen
Selain itu, kata dia, terdapat masyarakat yang menaruh perhatian kepada PON Papua setelah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina ikut menyosialisasikannya.
"Sadarkah kita bahwa sebelum kakak Rafi dan Kaka Nagita memposting atau menyuarakan tentang Pekan Olahraga Nasional banyak sekali orang yang tidak tahu ini termasuk dalam postingan saya tuh hampir semua orang komen kalau bukan karena mereka saya juga tidak tahu. Padahal, pemerintah telah mengucurkan dana sekitar Rp3,8 triliun untuk Pekan Olahraga Nasional ini dari tahun 2016 bayangkan 2016. Berarti sudah 4 tahun setengah bahkan ya karena tahun bonus Covid ini berusaha menyuarakan untuk penyelenggaraan PON ini," katanya.
Dia pun menambahkan, semua orang memiliki kekurangan dan kelebihan. Dalam hal menyosialisasikan PON kepada seluruh lapisan masyarakat, dia yakin bahwa Raffi dan Nagita memiliki kemampuan untuk itu.
"Kita harus menyadari bahwa semua orang punya kekurangan dan kelebihan, dan kita harus menyadari Kakak Raffi dan Kakak Nagita saat ini mereka adalah dua orang yang menurut saya sangat power untuk merangkul masyarakat. Sehingga dengan mungkin pertimbangan-pertimbangan khusus pemerintah memilih mereka sebagai ikonnya agar dapat merangkul lapisan masyarakat yang pemerintah pun tidak bisa. Saya, kalian yang nonton ini kita tidaj bisa, yang bisa itu mereka gitu loh," ujarnya.
Dia juga menyatakan, bahwa dirinya mengunggah pernyataan tentag duta dan ikon PON Papua karena adanya cuitan yang bernada provokatif. Dirinya tidak tahu bahwa sudah banyak pihak yang menyoal duta dan ikon PON.
"Saya bahkan saya tidak tahu bahwa ada beberapa pihak lain yang posting juga, sumpah demi Tuhan itu saya nggak tahu," katanya.
"Jadi saya pas posting itu karena saya tidak suka dengan ada satu cuitan di Twitter yang menurutnya sangat sangat provokatif buat saya dia sangat-sangat provokator yang menurutnya saya perlu untuk 'heh kenapa kamu provokator sekali gitu loh' jadi di situ timbulnya saya untuk bikin tulisan itu," paparnya.