“Tidaklah mengherankan saat PGI bersentuhan dengan polemic KPK saat ini maka secara otomatis ia terhisap dalam jebakan stigma kadrun atau Taliban. Persentuhan ini tak bisa dihindari karena kebertindihan isu dan kepentingan yang menyertai masalah ini,” lanjut PGI.
Lebih lanjut, PGI juga tak menutup mata soal kemerosotan KPK beberapa tahun belakangan. Maka itu, PGI mendukung sepenuhnya terhadap upaya pembenahan KPK, bila kondisinya bisa diurai secara transparan.
PGI juga mendukung soal Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) karena itu adalah perintah undang-undang. Tapi, yang dikritisi adalah soal pelabelan ‘Taliban’, ‘kadrun’ hingga ‘intoleran’ dengan TWK.
Maka itu, PGI meminta pemerintah untuk menjelaskan secara transparan parameter TWK yang digunakan sehingga masyarakat tidak dengan mudah menautkan TWK dengan stigma intoleran, radikalisme, kadrun, Taliban, dan sejenisnya.
Baca Juga:Dicap Anti Pancasila, Penyidik KPK Putra Lampung: Tembak Mati Saja
“Permintaan PGI kepada pemerintah patutlah dimaknai sebagai control public terhadap kebijakan yang diambil, hal mana harus dilakukan sebagai bentuk partisipasi gereja dalam gerak kebangsaan,” tulis PGI di poin terakhir.
Sebagai penutup, PGI kembali meminta pemerintah untuk secara transparan menyampaikan alasan pemberhentian puluhan pegawai KPK melalui instrumen TWK yang dipakai.