Pakar: Virus Corona B117 Punya Kemampuan Lebih Tinggi untuk Menular

Virus corona B117 masuk Indonesia, tepatnya di Karawang.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 03 Maret 2021 | 13:25 WIB
Pakar: Virus Corona B117 Punya Kemampuan Lebih Tinggi untuk Menular
Ilustrasi penggunaan kalung tali masker (klikdokter.com)

SuaraBekaci.id - Pakar penyakit menular di Amerika Serikat (AS) Anthony Fauci menyebut virus corona B117 punya kemampuan tinggi untuk menularkan virus corona. Sehingga dia menyarankan masyarakat untuk mengenakan masker rangkap untuk antisipasi penyebaran varian baru tersebut.

Virus corona B117 masuk Indonesia, tepatnya di Karawang.

"Itu (Corona B117) adalah varian yang memiliki kemampuan lebih tinggi. Dalam menularkan virus secara efisien dari orang ke orang. Jika Anda memiliki masker satu lapisan dan memakai satu lapisan lagi, akan masuk akal jika 'double masking' lebih efektif," ujar Anthony dikutip dari Newsweek, Rabu (3/3/2021).

Sebelumnya, dua TKI Arab Saudi bawa virus corona B117 masuk Karawang, Jawa Barat. Mereka adalah M (40), warga Kecamatan Lemahabang Wadas dan A, warga Kecamatan Pedes. Keduanya perempuan.

Baca Juga:Bahaya! Virus Baru Dari Inggris Masuk Jawa Barat

Hal itu dikonfirmasi Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Karawang, Fitra Hergyana.

Mereka datang ke Indonesia melalui Bandara Soekarno Hatta Cengkareng 28 Januari 2021 dan 31 Januari 2021.

"Mereka warga karawang," kata Fitra Hergyana, Rabu (3/3/2021).

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil minta warga jangan panik virus corona B117 ditemukan di Karawang. Warga Karawang diminta tetap tenang.

Sebab, Ridwan Kamil sudah meminta penemuan Virus corona B117 di Karawang ditindaklanjuti dengan penelitian lebih lanjut.

Baca Juga:Mutasi Baru B117 Masuk RI Pertengahan Januari, Kenapa Baru Diungkap Maret?

Salah satunya soal sifat virus corona B117 dan perlakuan untuk pencegahan. Ridwan Kamil minta Universitas Padjajaran melakukan penelitian itu.

"Apakah sama perlakuan 3M dan 3T ini? kami mohon agar ada penelitian, sehingga kami selaku pengambil keputusan secara tepat bisa merespon dengan cara terukur," ujar Ridwan Kamil di RSP Unpad, Kota Bandung, Rabu (3/3/2021).

"Ikhtiar kita sesuaikan dan kita tingkatkan," ujar Ridwan Kamil.

Setelah satu tahun diumumkannya kasus Covid-19 pertama masuk ke Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono mengonfirmasi mutasi virus corona dari Inggris virus B117 masuk ke Indonesia.

Hal itu dikatakannya, dalam Peringatan 1 Tahun Covid-19 Indonesia yang disiarkan Kemenristek/BRIN.

Terhitung 2 Maret 2021, Satgas Covid-19 mencatat sebanyak 1.341.314 orang Indonesia yang terinfeksi, sebanyak 153.074 masih dalam perawatan, 1.151.915 orang sembuh, dan 36.325 jiwa meninggal dunia.

Masuknya mutasi virus varian baru ini kemudian menimbulkan berbagai pertanyaan, termasuk apakah vaksinasi yang saat ini sedang dijalankan dapat efektif atau tidak.

Menurut Ahli Epidemiologi Griffith University, dr. Dicky Budiman, terkait vaksin yang telah diberikan, harus diadakan penelitian lebih lanjut atau riset untuk mengetahui efektivitasnya terhadap strain virus B117.

Riset tersebut juga digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh vaksin terhadap virus, karena kemungkinan tetap efektif, tetapi tidak sama seperti varian sebelumnya.

“Terkait vaksin, harus jujur kita akui harus lakukan riset terhadap strain baru ini. Apakah masih efektif atau tidak. Namun, kalau efektif, saya kira tetap ada, tetapi seberapa jauh pengaruhnya, itu harus diketahui melalui riset, “ ucap Dicky Budiman kepada Suara.com, (2/3/2021).

Seperti yang diketahui, virus Covid-19 saat ini mulai banyak melakukan mutasi varian baru seperti yang ditemukan di Inggris, juga Afrika Selatan. Untuk itu, vaksin harus diteliti juga dalam penggunaannya. Untuk itu, Dicky mengatakan jika apapun keadaannya semua harus berbasis data yang dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya.

Ia mengatakan, sudah sejak lama hal ini diperingatkan, agar bisa menghadapi jika seandainya strain baru virus muncul. Menurutnya, menghadapinya membutuhkan keseriusan, komitmen, konsistensi, 3T, dan isolasi karantina.

“Yang harus dilakukan untuk menghadapi strain baru virus, serius, komitmen, konsistensi, 3T, isolasi karantina lakukan, jangan hanya wacana, “ ucapnya.

Ia juga mengatakan, untuk pencegahan penularan, masyarakat bisa menggunakan masker kain dua lapis, tetap menjaga jarak, menjauhi keramaian, dan vaksinasi. Jadi masyarakat juga harus membantu dan mendukung program serta aturan yang berlaku sehingga penularan tidak semakin banyak. Hal ini juga membantu meringankan masyarakat yang rentan terkena virus seperti lansia dan orang-orang dengan penyakit penyerta (komorbiditas).

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak