SuaraBekaci.id - Indoesia masih menghadapi sejumlah tantangan dalam mengendalikan pandemi Covid-19. Salah satu tantangannya ialah terkait dengan masih rendah dan belum meratanya fasilitas pengujian atau testing untuk COvid-19.
Bahkan, Wakil Menteri Kesehatan Dante Sasongko Harbuwono mengatakan mengakui ada sejumlah kelambatan testing di berbagai daerah. Ada sejumlah kendala yang terjadi mengapa testing di Indonesia masih berjalan lamban.
Dante menjelaskan bahwa hingga 13 Januari 2021 pihaknya telah mengidentifikasi 8 juta spesimen. Sementara terdapat lebih dari lima juta orang yang menjalani pemeriksaan.
"Target suspek yang per hari diperiksa kurang lebih 38 ribu orang. Rata-rata dalam satu minggu terakhir telah diperiksa 39.160 kasus," jelas Dante dalam diskusi yang dilangsungkan Kemenristek, Jumat (15/1/2021).
Baca Juga:Cuap-cuap Anti Vaksin, Orang Ini Ciut Kena Semprot Warganet
Meski demikian, Dante mengungkapkan bahwa pemeriksaan spesimen tersebut belum bisa merata di Indonesia. Salah satu masalah yang ditemukannya ialah karena kurangnya jumlah laboratorium bersertifikasi serta kemampuannya yang belum masif.
"Persoalannya adalah karena kontribusi pembangunan laboratorium yang bersertifikasi dan mempunyai kemampuan melakukan testing yang masif itu masih merupakan keterbatasan kita," ujarnya.
Dante juga menyebutkan bahwa kerap kali rapid antigen menjadi alternatif diagnosis screening di daerah-daerah yang sulit mengakses test PCR. Hal itu sering dilakukan pihaknya guna mengatasi situasi permasalahan testing yang terus meningkat dengan angka cakupan yang juga bertambah.
"Tantangan testing ini menjadi sangat penting dan harus kita waspadai dan kita maknai sebagai keterbatasan untuk melakukan testing,"
"Karena itu screening diperlukan untuk mengelaborasi agar keterbatasan kita melaksanakan pemisahan testing ini bisa selesai."
Baca Juga:Mantap! Tak Ada Pemaksaan Vaksinasi Covid-19 di Aceh Besar