Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama, Orang Belum Terpapar jadi Prioritas

Orang yang sudah terpapar Covid-19 tidak mendapatkan vaksin tahap pertama.

Antonio Juao Silvester Bano | Ummi Hadyah Saleh
Rabu, 13 Januari 2021 | 08:20 WIB
Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama, Orang Belum Terpapar jadi Prioritas
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.(Foto : Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden}

SuaraBekaci.id - Orang yang sudah pernah terpapar Covid-19 tidak mendapat vaksin tahap pertama yang dimulai hari ini, Rabu (13/1/2021).

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, vaksinasi tahap pertama diprioritaskan bagi orang yang belum pernah terpapar.

"Orang yang sudah terpapar Covid-19 sementara tidak divaksin dulu. Prioritas vaksin sementara ini untuk orang-orang yang belum pernah terpapar," kata Wiku dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/1/2021).

Diketahui, kelompok prioritas vaksinasi tahap pertama yakni tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan, TNI/Polri, aparat hukum dan petugas pelayanan publik lain.

Baca Juga:Tingkatkan Kepercayaan Publik Soal Vaksin, Edukasi Masif Jadi Kuncinya

Wiku menjelaskan, vaksinasi dilakukan di masa pandemi bertujuan untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.

"Kekebalan kelompok tersebut ini terbentuk berawal dari kekebalan individu yang divaksin. Dalam masa pandemi, untuk membentuk kekebalan kelompok tidak harus memvaksinasi semua individu, karena tidak semua individu bisa divaksinasi seperti mereka yang memiliki masalah kesehatan," ujar dia.

Tak hanya itu, Wiku menuturkan Indonesia melakukan vaksinasi dengan memprioritaskan kelompok masyarakat tertentu yang memiliki resiko tertular covid yang lebih tinggi daripada yang lainnya dan yang memenuhi syarat.

Adapun vaksin Sinovac izin penggunaan daruratnya atau Emergency Use Authorization (EUA) telah diterbitkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM mengeluarkan EUA setelah hasil evaluasinya menunjukkan vaksin Sinovac memilik efikasi sebesar 65,3 persen.

Wiku berujar, angka efikasi 65,3 persen merupakan hasil dari uji klinis vaksin Sinovac. Menurutnya, efektivitas vaksin akan diketahui setelah dilakukan pemantauan efek perlindungannya pada masyarakat yang divaksinasi dalam kurun waktu tertentu.

Baca Juga:Sabar, Vaksinasi Covid-19 di Balikpapan Baru Mulai Februari

"Herd immunity akan tercapai apabila penularannya menurun terus menerus sampai sangat minimal atau tidak ada sama sekali," katanya.

(Suara.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini