Harun Yahya, Sederet Dugaan Kejahatan Hingga Vonis 1.075 Tahun Penjara

Harun Yahya divonis 1.075 tahun.

Antonio Juao Silvester Bano
Selasa, 12 Januari 2021 | 22:09 WIB
Harun Yahya, Sederet Dugaan Kejahatan Hingga Vonis 1.075 Tahun Penjara
Harun Yahya bersama sejumlah perempuan pengikut sektenya. [Al Arabiya]

SuaraBekaci.id - Pria ini bernama Adnan Oktar. Dia juga dikenal dengan nama pena Harun Yahya. Dia divonis penjara dengan waktu yang tidak sebentar.

Tak tanggung-tanggung, Pengadilan Turki memvonis Harun Yahya dengan hukuman penjara selama 1.075 tahun.

Harun Yahya disangkakan telah melakukan sederet tindak kejahatan. Mulai dari pelecehan seksual anak di bawah umur, penipuan sampai dianggap sebagai mata-mata politik dan militer.

Dilansir dari  zonautara.com -- jaringan Suara.com,  oleh Jaksa, Harun Yahya dituduh menjadi pemimpin organisasi yang digambarkan sebagai organisasi kriminal.

Baca Juga:7 Kontroversi Harun Yahya Paling Fenomenal

Harun Yahya menjalani sidang pengadilan sejak September 2019. Dia ditangkap oleh polisi Turki di Istanbul.

BBC
BBC

Sebanyak 235 pengikut Harun Yahya juga ikut ditangkap polisi, karena menjadi pengikut kelompok penjahat, melakukan penipuan dan tindak pelecehan seksual.

Harun Yahya menerbitkan sejumlah buku dengan beberapa bukunya mengklaim ia telah membongkar ‘kerja sama rahasia’ yang dilakukan oleh pemerintahan bayangan Inggris di Turki dan di kawasan.

Ia mengatakan investigasi yang ia lakukan menjadi alasan mengapa organisasinya mendapatkan tekanan dan didakwa melakukan tindak kejahatan.

Menurut kantor berita Turki, Anadolu, polisi melakukan penggerebekan di beberapa tempat di Turki, termasuk di lima provinsi yang berbeda dan di berbagai lokasi properti milik Harun Yahya.

Baca Juga:Sindir Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun Penjara, Denny Siregar: Idola Kadrun

Polisi mengatakan mereka mencari bukti kejahatan finansial yang diduga dilakukan oleh Harun Yahya.

Harun Yahya ditangkap di rumahnya di Istanbul, di kawasan Cengelkoy, yang merupakan bagian Asia dari kota ini.

Ini untuk kedua kalinya organisasi yang ia jalankan berurusan dengan pihak berwajib yang berujung dengan penahanan dirinya.

Pada 1999 lalu ia ditahan dengan tuduhan melakukan intimidasi dan mendirikan kelompok penjahat, namun penyelidikan atas kasus ini kemudian dihentikan.

Oktar yang dikenal sebagai figur flamboyan ini mendirikan organisasi di Istanbul pada 1980-an dan pengaruh serta kekayaannya bertambah secara signifikan, walau bagi pihak luar, sulit memahami dari mana persisnya asal kekayaannya.

Yang pasti, ia dikenal aktif mengkampanyekan gerakan anti-Semitisme. Ia menolak Holokaus.

Selain itu, ia percaya bahwa semua yang ada di alam semesta ini diciptakan Tuhan dan menentang keras teori evolusi Charles Darwin.

Dalam wawancara dengan wartawan BBC Andrew Marr pada 2010, Oktar mengatakan bahwa teori Darwin adalah sumber inspirasi utama para teroris era modern.

“Hitler, Mussolini, Stalin dan banyak teroris terkenal lainnya dengan jelas mengatakan bahwa pemikiran mereka dipengaruhi oleh Darwin… tanpa Darwin tidak akan ada terorisme,” tegas Oktar.

Ia menegaskan Hitler bisa berkuasa atas peran yang ia sebut sebagai ‘elemen negara Inggris’.

Ini adalah teori konspirasi yang mengklaim bahwa terdapat kelompok yang sangat kuat yang punya hubungan dengan pemerintah dan militer yang punya kapasitas memanipulasi dan mengontrol kebijakan pemerintah.

Setelah serangan teroris pada 11 September di Amerika Serikat, Oktar mulai menunjukan dirinya sebagai pegiat lintas agama, seseorang yang mendukung dialog antaragama dan membantu perang terhadap terorisme internasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini