SuaraBekaci.id - Organisasi Front Pembela Islam atau FPI resmi dibubarkan oleh pemerintah. Pengamat Hukum Tata Negara Refly Harun membongkar dua sosok profesor di balik pembubaran FPI.
Dalam video YouTube nya yang berjudul "Geger! Breaking News! FPI Dilarang! Apa Salah Mereka?, Refly menyinggung dua sosok penting ini di balik FPI akhirnya dilarang di Indonesia.
Mereka adalah Prof Mahfud MD, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan dan Wakil Menteri Hukum dan HAM Prof Eddy Hiariej.
Dua profesor ini diduga berada di balik pembubaran FPI oleh pemerintah.
Baca Juga:Habib Rizieq: FPI Bubar Silahkan, Tapi Bubarkan Pelacuran di Indonesia
Refly Harun mengaku sangat mengenal keduanya karena sama-sama alumnus Universitas Gajah Mada (UGM).
"Jangan lupa Prof Mahfud, Prof Eddy Hiariej adalah teman-teman saya semua, orang-orang UGM yang pasti tahu betul, Prof Mahfud ambil S2 dan S3 nya di UGM. tapi S1 nya di UII," ujar Refly Harun dilansir Suaralampung.id dari YouTube Refly Harun.
Sementara Eddy Hiariej adalah adik tingkat Refly Harun di Fakultas Hukum UGM.
"Prof Eddy orang yang sempat saya ospek karena junior saya di Fakultas Hukum UGM. Dan rupanya kedatangan dia langsung ditandai dengan pembubaran FPI," ujar Refly.
Ya Eddy Hiariej baru saja dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Wamenkumham Rabu (23/12/2020).
Baca Juga:FPI Ganti Nama, Fadli Zon: Selamat Atas Lahirnya Front Persatuan Islam
Refly Harun lalu menyinggung orientasi politik Mahfud dan Eddy terkait FPI.
"Dan kebetulan memang kalo kita melihat orientasi politik, memang orang-orang ini mereka bukanlah orang yang in favour (mendukung) kelompok-kelompok kanan seperti FPI," terang Reflu Harun.
"Kalo Prof Mahfud kita tahu bahwa orang yang sangat mendukung adanya Perppu ketika ada gejala untuk membubarkan HTI. Dan FPI mungkin dianggap satu napas dengan HTI. Jadi saya kira secara ideologis tidak berkeberatan (pembubaran FPI)," ucapnya.
"Prof Eddy Hiariej adalah kelompok yang dekat dengan kelompok merah dalam politik Indonesia. Kelompok kiri ya. Moderat kiri. Jadi secara ideologis bukan orang yang in favour dengan kelompok seperti FPI," jelas Refly Harun.
Lalu siapakah Prof Eddy Hiariej ini?
Eddy Hiariej memiliki nama lengkap Edward Omar Sharif Hiariej.
Pria kelahiran Ambon, Maluku, 10 April 1973 ini adalah guru besar ilmu hukum pidana di UGM. Eddy Hiariej adalah guru besar termuda saat usianya masih 37 tahun.
Eddy pernah menjadi saksi ahli dalam sidang penistaan agama mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.
Dia juga pernah menjadi saksi ahli pada sidang sengketa Pemilihan Presiden 2019 yang dihadirkan oleh Tim Kuasa Hukum Paslon 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Eddy juga pernah menjadi saksi ahli dalam kasus kopi sianida yang menjerat Jessica Wongso.