SuaraBekaci.id - Kegiatan Natal dan Haul Gus Dur akan digelar secara virtual pada Senin (28/12/2020) dari pukul 19.00 sampai 22.00 WIB.
Natal dan Haul Gus Dur akan disiarkan secara langsung melalui Zoom, Facebook dan akun Youtube Gerakan Optimisme Indonesia.
Para pimpinan agama, pejabat pemerintahan, tokoh publik, sampai artis akan bergabung dalam Natal dan Haul Gus Dur yang digelar secara virtual ini.
Perwakilan Inisiator dan Panitia Natal dan Haul Gus Dur ke-11, Nia Sjarifudin mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menggalang solidaritas bagi para korban terorisme Sigi, korban diskriminasi yang masih mengungsi seperti jemaat Ahmadiyah di Lombok dan Syiah di Sidoarjo, maupun korban bencana alam erupsi Semeru, banjir, longsor, dan lainnya.
Baca Juga:Pemkot Bekasi Akan Cek Kesiapan Sekolah yang Ajukan Pembelajaran Tatap Muka
“Akan hadir Ibu Sinta Nuriyah Wahid dan tokoh-tokoh agama lainnya seperti Ketua Umum PGI Pendeta Gomar Gultom (Kristen), Kardinal Ignatius Suharyo (Katolik), Juwita Djatikusuma (Sunda Wiwitan), pimpinan Sapta Darma Naen Suryono, Majelis Rohani agama Baha’i, Bu Rahmi, dan tokoh lintas iman lainnya,” kata Nia Sjarifudin melalui keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Sabtu (26/12/2020).
Pejabat yang akan hadir mewakili pemerintah dalam Natal dan Haul Gus Dur yakni Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid.
Nia Sjarifudin menjelaskan, acara ini juga dilaksanakan untuk memperingati 20 tahun meninggalnya Riyanto, anggota Banser NU yang menjadi korban bom saat mengamankan Natal di sebuah gereja (Mojokerto). Karena itu, Nia menegaskan pentingnya solidaritas dan kebersamaan dari seluruh elemen bangsa.
Pasalnya, menurut dia, intoleransi, diskriminasi, bahkan terorisme masih terus terjadi ketika semua pihak sedang fokus berjuang menghadapi pandemi Covid-19.
“Tindak kekerasan marak dilakukan kelompok-kelompok intoleran, penyeragaman budaya terus dipaksakan bahkan mempengaruhi proses kebijakan di tingkat pusat sampai daerah, sehingga melahirkan berbagai aturan dan kebijakan inkonstitusional. Semua ini sudah sangat meresahkan,” papar Ketua Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) ini.
Baca Juga:Nyolong Sepatu Vans di Bekasi, 3 Remaja Ditangkap
Maka, kata dia, Natal dan Haul Gus Dur akan dikemas menjadi panggung bagi suara-suara korban tersebut.
Panitia dan para pengisi acara hendak mengingatkan betapa habitus-habitus Pancasila sebenarnya masih kuat di kalangan masyarakat dan menjadi komitmen mereka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sehingga, menjadi tugas bersama untuk saling bergandengan tangan tidak berhenti membangun optimisme untuk memerangi praktik-praktik intoleransi dan diskriminasi.
“Natal Virtual dan Haul Gus Dur ke-11 adalah panggung bersama yang berkomitmen untuk mempertahankan Indonesia sebagai negara Bhinneka Tunggal Ika demi merayakan keberagaman sebagai kekuatan jati diri bangsa,” pungkas Nia.