SuaraBekaci.id - Kondisi suplai air Perusahan Umum Daerah (Perumda) Tirta Patriot sudah tiga hari mati. Sejumlah warga pun mengeluhkan kondisi tersebut.
Salah satu warga Bekasi Utara, Kota Bekasi, Winda Oktavia (31) sudah tiga hari air di rumahnya mati. Parahnya, kondisi terganggunys air PAM bukan kali pertama terjadi melainkan sudah berulang.
“Terulang-ulang lagi (air mati) sebulan bisa lebih dari 3 kali. Ini paling parah sekarang sih, sudah hari ke 3 ini air tidak ngalir,” kata Winda, saat dikonfirmasi, Jumat (15/9).
Kondisi air juga menurut Winda sangat buruk, karena aliran air di rumahnya seringnya tidak layak pakai karena berwarna keruh dan kotor.
“Airnya jarang banget jernih, seringnya kecoklatan, bahkan hitam kaya air got. Ditambah lagi beberapa bulan ini selalu saja kena limbah,” jelasnya.
Jika kondisi seperti itu terjadi, dirinya terpaksa harus membeli air bersih lagi dan memanfaatkan jasa laundry untuk mencuci baju kotor keluarganya. Hal ini, biaya kebutuhan rumah tangganya mrmbengkak.
“lya beli air galon isi ulang, kalau baju kotor ke laundry dan nggak masak juga, beli makan di luar karena untuk menghemat pemakaian air. Jadi ga ada perabotan kotor yang ngumpul, pengeluaran sudah pasti bertambah,” tutur Winda.
Mirisnya, meski kondisi air yang dihadilkan buruk, kata Winda tagihan air tidak pernah ada keringanan biaya malah kadang bisa membengkak hingga dua kali lipat.
“Seringnya sih kisaran Rp90-150. Pernah bengkak maksimal Rp200.000. Enggak worth it sih,“ tutupnya.
Hal senada disampaikan Amelia (22), warga Bekai Utara, Kota Bekasi sejak Rabu (13/9) malam air di rumahnya mati. Ia terpaksa harus membeli 5 galin air isi ulang untuk keperluan sehari hari, terutama mandi.
Menurutnya, suplai air PAM Kota Bekasi telah berkali kali mengalami gangguan, terakhir terjadi sekitar bulan lalu. Ia mengatakan, meski sering gangguan tagihan air dirumahnya justru sempat mengalami pembengkakakn hingga 50 persen.
"Harapan saya tagihan digratiskan. Soalnya ini enggak sekali dua kali, bulan kemarin juga begini air mati dua harian , terus tagihan malah sampai Rp 500 ribu. Normalnya paling Rp 250 ribu paling mentok juga Rp 300 ribu, karena di rumah juga jarang ada orang pada kerja, jadi, jarang pakai air," ujar Amelia.
Kontributor: Mae Harsa
Berita Terkait
-
Bantu Warga Terdampak Bencana Kekeringan Ekstrem, Semen Gresik Salurkan 400 ribu Liter Air Bersih ke 14 Desa di Rembang
-
Tiga Hari Air PDAM Tirta Bhagasasi Mati, Warga Pondok Ungu Dapat Bantuan Air Bersih dari Hamba Allah
-
SDG Banten Beri Bantuan Air Bersih Kepada Warga di Tiga Kecamatan di Serang
-
Dampak Kemarau, Warga dan Anak-Anak di Pandeglang Girang Dapat Bantuan Air Bersih
-
Suplai Air PAM Jaya di 7 RT Mati, Warga Kalideres Saban Hari Terpaksa Antre Air Bersih
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
BRI Berdayakan Ibu Rumah Tangga di Surakarta Jadi Pengusaha Fashion Premium
-
Misteri 4 Orang Tewas di Tol Tegal: Polisi Tunggu Hasil Forensik
-
BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun untuk Proyek Flyover Sitinjau Lauik
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan
-
4 Orang Tewas Misterius Dalam Mobil Toyota, Identitas Korban Terungkap!