SuaraBekaci.id - Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral pertama dalam rangkaian perhelatan KTT G20 Indonesia dengan menemui Presiden Amerika Serikat Joe Biden di The Apurva Kempinski Bali, Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).
Kedua Presiden itu bertemu pada pukul 12.30 WITA. Keduanya tampak berjabat tangan, lalu duduk berdekatan dibatasi sebuah meja bundar kecil.
Jokowi tampak didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, antara lain, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
"Selamat datang di Bali. Selamat datang di Indonesia. Saya sangat menghargai kedatangan, kehadiran Presiden Biden di KTT G20 di Bali. Sekali lagi saya sangat mengapresiasi kehadiran Joe Biden dan besok kita akan mulai melakukan KTT G20," ucap Jokowi.
Baca Juga: Cuitan Twitter Kaesang Pangarep Halus Tapi Bikin Pedes Keringat Dingin Batik Air
Jokowi menyampaikan harapan agar KTT G20 dapat menghasilkan kerja sama konkret yang dapat membantu dunia dalam pemulihan ekonomi global.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa anggota G20 harus berkontribusi mempertahankan aset laut yang bernilai 24 triliun dolar AS agar tetap dapat menunjang ekonomi dan keberlangsungan masyarakat.
“G20 memiliki peran penting dalam memastikan ekonomi laut yang berkelanjutan,” katanya dalam Tri Hita Karana (THK) Presidensi G20 Indonesia: Ocean 20 di Nusa Dua, Bali, Senin.
Luhut mengatakan aset utama laut yang bernilai 24 triliun dolar AS ini nilai layanan turunannya diproyeksikan menjadi 2,5 triliun dolar AS per tahun atau 1,5 triliun dolar AS jika dikurangi dengan manfaat non pasar.
Nilai-nilai tersebut sama dengan 3 sampai 5 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia sehingga benar-benar harus dijaga keberlanjutannya.
Baca Juga: Istana Ungkap Kondisi Ibu Negara Iriana Jokowi usai Jatuh Terpeleset di Tangga Pesawat
Di sisi lain, potensi laut untuk pertumbuhan ekonomi saat ini sangat berkurang dan cenderung memburuk karena penangkapan ikan yang berlebihan serta perusakan ekosistem dari pukat dasar.
Selain itu, aktivitas penambangan dasar laut, industri lepas pantai seperti ekstraksi minyak dan gas hingga polusi dari industri lepas turut mengurangi potensi laut. [Antara]
Berita Terkait
-
Isi Bingkisan Iriana Jokowi untuk Pengunjung yang Bawa Balita Disorot: Mencerminkan Hati Penyayang
-
5 Potret Rumah Jokowi di Solo, Ramai Dikunjungi Serasa Destinasi Wisata
-
Ramai Soal Dana Kampanye Jokowi dari Hashim, Ikrar: Politik Dengan Segala Cara
-
Amien Rais Sebut IKN Karya Terburuk Jokowi : Bakal Jadi Kota Hantu
-
Pengunjung di Rumah Jokowi Diduga Settingan, Warganet: Ada Bus yang Dikoordinir Angkut Orang
Tag
Terpopuler
- Kiper Diaspora dari Jerman Sudah Tiba di Indonesia, Langsung Gabung Skuad Garuda
- Dikabarkan Putus, Nikita Mirzani Sebut Matthew Gilbert Gentleman: Dia Tidak Mokondo
- Diduga Disindir Maia Estianty, Ingat Lagi Alasan Desy Ratnasari dan Irwan Mussry Berpisah
- Nikita Mirzani Ungkap Watak Asli Matthew Gilbert: Duit Gue Lebih Banyak, Tapi...
- Direktur Olahraga Belanda: Saya Pikir Timnas Indonesia Akan...
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi Note 14 5G vs Vivo V40 Lite 5G, Duel HP 5G Terbaru
-
Harga Emas Antam Masih Tinggi, Hari Ini Dibanderol Rp1.624.000/Gram
-
Pengamat Curigai Sesatnya Kurs Rupiah di Google Ulah Hacker yang Kecewa pada Prabowo
-
Juventus Rekrut Jay Idzes Seharga Rp Rp 337 Miliar: 6 Bulan Balik Modal Kok
-
Juventus Ingin Rekrut Jay Idzes dari Venezia, Tapi Wajib Bayar Segini
Terkini
-
Belasan Rumah di Bekasi Utara Dijual Imbas Tower BTN Berdiri Kokoh
-
Pak Dedi Mulyadi Tolong! Warga Bekasi Ketakutan Mati Tertimpa Tower BTS
-
Bahaya! Fenomena di Bekasi: Tower BTS Dibangun di Atas Rumah Warga
-
17 Jam Banjir Kepung Bekasi, Warga Pondok Ungu Ngeluh Gak Bisa Cari Nafkah
-
Tewas Tertimpa Tower di Bekasi, Jasad Rustadi Berhasil Dievakuasi Setelah 2 Hari