Scroll untuk membaca artikel
Siswanto
Senin, 24 Oktober 2022 | 14:32 WIB
Ambulance saat mengangkut jenazah korban ke-135 Tragedi Kanjuruhan Malang [Foto: ANTARA]

SuaraBekaci.id - Korban tragedi Kanjuruhan bertambah menjadi 135 orang setelah Farzah Dwi Kurniawan (20 tahun) meninggal dunia pada Minggu, (23/10/2022), malam.

Farzah warga Sudimoro Utara, Mojolangu, Lowokwaru Kota Malang.  Tadi pagi, dia dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Sudimoro dan jenazahnya diantarkan ratusan Aremania.

Amanda Febianti Putri, salah satu teman Farzah, menceritakan kenangannya bersama Farzah hingga hari terakhir.

Farzah dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar selama 23 hari karena keadaannya kritis.

Baca Juga: Autopsi Tragedi Kanjuruhan Bisa Dilakukan, Asal Polisi Jamin Keselamatan Keluarga Korban dan Libatkan Dokter Independen

"Selama dirawat tidak boleh dijenguk karena Covid jadi hanya kakaknya yang bisa menjaga,” kata Amanda dalam laporan Beritajatim.

Amanda menyebut saat tragedi Kanjuruhan, Farzah berada di tribun selatan, tempat yang paling banyak terkena tembakan gas air mata.

Ketua Panitia Penyelenggara Arema FC Abdul Haris ditahan oleh Kepolisian Daerah Jawa Timur terkait tragedi Kanjuruhan.

"Pada saat ini, Pak Haris sudah terima dengan segala risiko dijadikan tersangka dan mungkin ditahan," kata kuasa hukum Abdul Haris, Taufik Hidayat, dalam laporan Antara.

Taufik mengatakan pihaknya tidak terima jika perkara tersebut hanya dibebankan kepada satu pihak.

Baca Juga: Kaesang Pangarep dan Azrul Ananda Bertemu Gibran di Solo, Bahas KLB PSSI: Setuju, Harus Ada Perbaikan!

"Hari ini korban meninggal bertambah satu orang. Seharusnya meninggalnya korban itu menjadi spirit untuk menindaklanjuti proses hukum. Saya tidak tega dengan posisi Pak Haris seperti ini," ujar dia.

Taufik menuntut Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan ikut bertanggung jawab atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.

"Seperti yang saya sampaikan dari awal, seharusnya Ketua PSSI itu bertanggung jawab secara moral dan secara hukum karena bola ini tidak bisa terlaksana tanpa adanya stakeholder," katanya.

Taufik mengaku bingung harus berbicara kepada keluarga terkait dengan penahanan Abdul Haris.

"Saya ini, tahu Pak Haris mau ditahan, jadi saya agak bingung untuk menyampaikan kepada keluarga, anak-anaknya. Selama ini dipercayakan kepada kami walaupun beliau sudah siap dengan segala risiko. Saya kira tetap ada beban mental yang harus ditanggung oleh keluarganya," ujar Taufik.

Load More