Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Kamis, 06 Oktober 2022 | 16:31 WIB
Tembakan gas air mata ke arah tribun penonton di Kanjuruhan Malang [Twitter]

SuaraBekaci.id - Tewasnya 131 orang dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 pada laga Arema vs Persebaya menurut Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat bisa berdampak buruk pada nama baik Indonesia di mata internasional.

“Peristiwa ini menjadi catatan sangat gelap bagi dunia sepakbola tidak hanya di tanah air bahkan di dunia. Bagaimana stadion olahraga telah berubah menjadi kuburan massal bagi ratusan orang suporter yang tidak berdosa,” kata Achmad mengutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com

Presiden Jokowi juga bahkan harus turun tangan sendiri dan menghubungi langsung Presiden FIFA, Gianni Infantino membahas tragedi Kanjuruhan.

“Indonesia pun saat ini terancam mendapat sanksi dari FIFA hingga pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U 20 pada 2023,” katanya.

Baca Juga: BTS ARMY Berikan Bantuan ke Korban Tragedi Kanjuruhan Hingga Rp 447 Juta

Menurut Achmad, Presiden Jokowi didesak harus proaktif meminta kepada bawahannya untuk mengusut secara tuntas tragedi Kanjuruhan ini.

“Penanganan terhadap peristiwa ini haruslah transparan. Karena tragedi Kanjuruhan ini sudah menjadi perhatian dunia internasional. Siapa pun pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa Kanjuruhan ini harus diminta pertanggung jawaban,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta Polri mengusut tuntas kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dan jangan ragu menindak jika ditemukan unsur pelanggaran.

"Saya minta kasus ini benar-benar diusut tuntas sampai ke pimpinannya. Dari saksi-saksi yang sudah terkumpul, jika ditemukan unsur pelanggaran, mohon segara langsung proses penindakan," kata Sahroni mengutip dari Antara.

Hal itu dikatakannya terkait investigasi yang dilakukan Polri dalam kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Baca Juga: Ini Respon Jokowi dan Menpora saat Ditanya Siapa yang Harus Minta Maaf atas Tragedi Kanjuruhan

Polri telah memeriksa 35 orang saksi yang merupakan anggota instansi TNI dan Polri terkait dugaan pelanggaran kode etik dalam pengamanan laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Sahroni mengatakan upaya investigas kasus tersebut harus terus berjalan karena tidak menutup kemungkinan masih ada oknum-oknum lainnya bahkan pimpinannya yang terlibat.

Dia juga meminta agar pengusutan kasus ini tidak lama karena publik mengikuti seluruh prosesnya dengan cermat.

"Publik menonton, jadi proses semuanya harus cepat, transparan, dan menjerat semua pihak yang harus bertanggung jawab tanpa 'pandang bulu'," ujarnya.

Load More