SuaraBekaci.id - Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang tewaskan 131 suporter pada laga Arema vs Persebaya jadi sorotan dunia internasional. Tragedi Kanjuruhan tercatat jadi insiden berdarah di dunia sepak bola dengan korban jiwa tertinggi di bawah tragedi Estadio Nacional Peru pada 24 Mei 1964.
Dua tragedi di dunia sepak bola itu memiliki kesamaan yakni adanya tembakan gas air mata ke arah tribun stadion yang menimbulkan kepanikan para suporter. Selain itu, di Kanjuruhan dan Estadio Nacional Peru, para korban juga tak bisa keluar stadion karena pintu terkunci rapat.
Dua insiden berdarah ini juga dipicu karena ada suporter yang turun ke lapangan disebabkan ketidakpuasan terhadap hasil pertandingan. Di Peru, gas air mata ditembakan polisi setelah insiden masuknya seorang suporter bernama Víctor Vásquez.
Ada tiga perbedaan mencolok antara dua tragedi sepak bola ini yang tewaskan ratusan orang di dalam stadion tersebut. Salah satunya soal respon pemerintah terkait insiden berdarah itu, berikut ulasannya:
Masa berkabung nasional
Pasca meninggalnya 328 suporter dan 4000 lainnya alami luka-luka di Estadio Nacional pada 24 Mei 1964, pemerintah Peru saat itu langsung mengambil keputusan untuk memberlakukan masa berkabung nasional selama 7 hari.
Presiden Peru saat itu, Fernando Belaúnde Terry putuskan untuk hormati para korban, masa berkabung nasional dilakukan di seantero Peru. Terry juga kemudian menunjuk seorang hakim bernama Benjamin Castaneda untuk menyelidiki tragedi tersebut.
Di Indonesia, Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mengambil langkah tersebut. Keputusan yang diambil pemerintah ialah menghentikan seluruh kompetisi sepak bola nasional dari Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Sementara PSSI, pada awalnya hanya memutus untuk penghentian kompetisi Liga 1 selama dua pekan. Sedangkan Liga 2 dan Liga 3 menurut PSSI masih bisa tetap digulirkan.
Pengakuan komandan polisi
Misteri siapa yang memberi perintah tembakan gas air mata ke arah tribun di Stadion Kanjuruhan sampai saat ini masih jadi teka teki. Pihak Kompolnas menyebut tidak ada perintah dari Kapolres Malang nonaktif AKBP Ferli Hidayat untuk menembakkan gas air mata ke arah suporter.
Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto di Kabupaten Malang, Selasa mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan konfirmasi langsung kepada Kapolres Malang nonaktif terkait penggunaan gas air mata untuk mengurai massa.
"Tidak ada perintah dari kapolres untuk melakukan penguraian massa dengan tindakan excessive dengan gas air mata, tidak ada," ucap Wahyu mengutip dari Antara.
Sementara itu pada tragedi Estadion Nacional Peru, pengakuan langsung diberikan komandan Polisi Jorge de Azambuja beberapa hari setelah tragedi yang tewaskan 328 orang tersebut.
Azambuja mengaku bahwa dirinya yang memerintahkan anak buah untuk tembakan gas air mata ke arah tribun penonton. Ia berasalan karena melihat situasi yang makin tak terkendali.
Tag
Berita Terkait
-
Erick Thohir Temui Presiden FIFA Hingga Sampaikan Surat Khusus dari Jokowi, Buntut Tragedi Kanjuruhan
-
Bantah Versi Polisi, Komnas HAM: Tidak Ada Suporter yang Menyerang Pemain Arema FC
-
Tragedi Kanjuruhan Diduga Dipicu Gas Air Mata, Komnas HAM Bakal Mintai Keterangan Polisi dan TNI
-
Presiden Jokowi Jenguk Korban Tragedi Kanjuruhan dan Beri Santunan, Warganet: Tindak Tegas PSSI dan Polisi
-
Kata Warga Jogja soal Aksi Damai Seluruh Suporter Sepakbola di Jateng-DIY
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Perkuat Komitmen Keberlanjutan, BRI Gelar Aksi Tanam Pohon dan Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan
-
Bekasi Gelar Pesona Nusantara dan Galang Dana untuk Korban Bencana Sumatera
-
Transformasi BRI: 130 Tahun Berjalan, Terus Membangun Inklusi Keuangan Berkelanjutan
-
Angkutan Motor Gratis Jelang Nataru KAI, Cek Rute dan Syaratnya di Sini!
-
BRI Perkuat Tanggap Bencana Banjir Sumatra Lewat BRI Peduli